Menurut dia, gempa yang berpusat di 52 kilometer barat daya Sumur dengan kedalaman 10 kilometer itu sebenarnya terjadi di wilayah dengan aktivitas kegempaan relatif rendah.
Namun, aktivitas kegempaan rendah tersebut mampu memicu gempa di area sekelilingnya yang menyimpan potensi gempa tinggi.
“Gempa Ujung Kulon, Banten, kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya karena segmen magathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7,” ujarnya, dilansir Antara, Sabtu lalu.
Baca juga: Gempa Megathrust Selat Sunda Bisa Memicu Gelombang Tsunami, Ini Saran Mitigasi Menurut Ahli
Tiada yang mampu memprediksi kapan hal tersebut bakal terjadi. Namun, potensi gempa besar di Selat Sunda sebenarnya sudah menjadi perbincangan sejak beberapa tahun terakhir.
Sejarah mencatat, gempa besar yang diiringi dengan tsunami pernah terjadi di Selat Sunda, yakni pada tahun 1722, 1852, dan 1958. Tsunami terjadi pada tahun-tahun tersebut diakibatkan aktivitas gempa.
Kemudian, tahun 1883, 1928, dan 2018, terjadi tsunami pascaerupsi Gunung Krakatau yang terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatera.
Daryono mengatakan, gempa dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat diprediksi, apalagi dihentikan.
“Namun, dalam ketidakpastian itu kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret, seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi,” ujar dia.
Hal senada juga disampaikan pakar kegempaan ITB, Irwan Meilano. Menurut Irwan, gempa yang terjadi di Banten akhir-akhir ini menjadi alarm yang menunjukkan bahwa sumber gempa megathrust yang dikhawatirkan oleh para ahli itu benar-benar aktif.
"Pesan yang perlu kita baca sama-sama, bahwa wilayah itu adalah wilayah yang aktif secara tektonik. Wilayah yang ingin bilang bahwa kami ini aktif dan berpotensi, dan buktinya gempa hari Jumat kemarin," ujar Irwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.