JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyusul ditemukannya varian virus Corona lokal yang ditemukan di Surabaya.
"Belum ada informasi tentang ini (varian lokal) sampai saat ini, nanti kita ditanyakan ke Jatim," kata Nadia melalui pesan singkat, Selasa (18/1/2022).
Nadia mengatakan, Kemenkes bisa melaporkan temuan varian lokal tersebut kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Lembaga Independen Internasional Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Baca juga: Soal Varian Omicron di Jatim, Gubernur Khofifah: Kalau Ada Kasus, Jangan Ditutup-tutupi
WHO, kata dia, yang akan menentukan kategori dari varian lokal tersebut.
"Nanti WHO yang akan menentukan kita bisa melaporkan ke GISAID dan mereka yang akan menilai," ujarnya.
Namun, Nadia mengatakan, sebelum dilaporkan kepada WHO dan GISAID, varian tersebut akan dikonfirmasi oleh Laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS).
"Namun sebelumnya tentunya adanya temuan varian akan dikonfirmasi oleh Lab rujukan WGS di BKPK," ucap dia.
Dikutip TribunJateng.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Erwin Astha Triyono mengatakan, ada satu kasus terkonfirmasi positif covid-19 yang diduga merupakan varian lokal.
Mutasi itu berbeda dengan varian Omicron, Delta, atau varian-varian yang ditemukan sebelumnya.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Covid-19 Varian Omicron Jadi 748, Sebanyak 155 Transmisi Lokal
Menurut dia, temuan itu terdeteksi melalui pemeriksaan sampel dengan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Jadi dari 18 sampel yang terdeteksi di ITD Unair, ada delapan varian Omicron, sembilan varian Delta, dan satu varian lokal," katanya, saat dikonfirmasi, Senin (17/1).
Erwin menuturkan, varian lokal itu berbeda dengan mutasi covid-19 manapun, baik varian Delta, Omicron. Temuan itupun sedang didalami pihaknya bersama ITD Unair.
"Jadi varian lokal itu sepengetahuan saya ya memang di mana-mana belum ada," ucapnya.
Baca juga: Transmisi Lokal Varian Omicron di Jakarta Melonjak Jadi 243 Kasus
Dia menambahkan, varian lokal itu juga berbeda secara karakteristik dengan covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada 2019 silam.
"Varian lokal itu beda dengan covid-19 yang asli pertama kali muncul," ujarnya.
Kendati demikian, Erwin belum bisa menjelaskan detail soal karakteristik dan sifat-sifat covid-19 varian lokal itu. Menurutnya, penelitian masih dilakukan oleh tim ITD Unair.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.