Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Berlalu, Ini Perkembangan Terbaru Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 18/01/2022, 06:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada 13 Januari 2022 telah merilis pernyataan sementara perdana (first interim statement), terkait investigasi jatuhnya pesawat terbang Sriwijaya Air SJ 182.

Sebagai informasi, pesawat terbang Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021.

Dalam dokumen yang ditandatangani Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono itu, KNKT menyatakan bahwa sejumlah pihak dari mancanegara bantu melakukan investigasi, berpedoman pada Annex 13 ICAO (International Civil Aviation Organization).

Baca juga: Investigasi Sementara KNKT, Ini Isi Rekaman Kokpit Sriwijaya Air yang Jatuh di Kepulauan Seribu

Beberapa pihak itu yakni National Transportation Safety Board (NTSB, Dewan Keamanan Transportasi Nasional) Amerika Serikat, Transport Safety Investigation Bureau (TSIB, Badan Investigasi Keselamatan Berkendara) Singapura, dan Air Accidents Investigation Branch (AAIB, Cabang Investigasi Kecelakaan Udara) Britania Raya.

Lantas, bagaimana hasilnya?

1. Data percakapan di kokpit berhasil diunduh

CVR (cockpit voice recorder) adalah bagian penting dari kotak hitam atau black box pesawat yang merekam percakapan antara pilot dan kopilot selama berada di kokpit.

Baca juga: Misteri Kecelakaan Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJY 182 Belum Berjawab

Sebelumnya, Crash Survivable Memory Unit (CSMU) CVR pesawat terbang itu ditemukan tim SAR pada 30 Maret 2021 dan kemudian dibawa ke fasilitas rekam KNKT untuk pengunduhan data.

"CVR merekam suara sejak persiapan terbang hingga akhir penerbangan ketika kecelakaan terjadi. Data CVR berhasil diunduh oleh para investigator KNKT dan memuat 4 channel terpisah, dengan data suara terekam di setiap channel selama 2 jam,” tulis KNKT dalam dokumen itu.

Baca juga: Memori Hilang, Investigasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 pada Bagian Ini Tak Bisa Dilanjutkan

Channel 1 merekam sistem pengumuman penumpang, sedangkan channel 2 merekam suara dari kopilot (SIC, second in command) .

Hasil unduh data CVR mengungkapkan bahwa isi channel 1 dan channel 2 sama.

Channel 2 merekam semua komunikasi kopilot selama penerbangan dan komunikasi dengan menara ATC dan pesawat terbang lain.

Channel 3 seharusnya merekam suara pilot (PIC, pilot in command). Hasil unduh data, suara pilot yang terekam hanya ketika berkomunikasi dengan ground engineer.

“Selama penerbangan, suara PIC tidak terekam,” tulis KNKT.

“Suara PIC terdengar pada Channel 2, melalui mikrofon headset SIC ketika suara PIC cukup keras.:

Baca juga: Digugat Keluarga Korban Sriwijaya SJ 182, Ini Sejarah Buruk Autothrottle Boeing 737

Anggota kepolisian mengangkat kantong jenazah berisi objek temuan dari lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak pada hari ketujuh Operasi SAR pesawat tersebut di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Anggota kepolisian mengangkat kantong jenazah berisi objek temuan dari lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak pada hari ketujuh Operasi SAR pesawat tersebut di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021).

Lalu, channel 4 yang berfungsi merekam mikrofon area kokpit, merekam “nada yang menonjol” dengan frekuensi sekitar 400 Hertz. Nada ini disebut mengganggu semua sinyal audio lain, sehingga data audio yang direkam menjadi tidak dapat dimengerti.

KNKT menyebut, nada menonjol pada frekuensi 400 Hertz ini juga didapati pada pengunduhan CVR pada 2019 di Garuda Maintenance Facility dan pada 2020 di fasilitas milik Sriwijaya Air.

Tapi, hasil dari pengunduhan pada 2019 dan 2020 itu dinyatakan normal.

Sebagai tanggapan atas investigasi ini, Garuda Maintenance Facility memasukkan daftar ceklis baru dalam pemeriksaan CVR, yakni keharusan untuk memeriksa kualitas gelombang suara dan durasi rekaman pada setiap channel.

2. Ada memori yang hilang

Terdapat pengujian yang terpaksa berhenti, yakni uji data riwayat penerbangan dalam instalasi Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS) pesawat terbang Boeing 737-500 itu.

EGPWS sendiri adalah sistem peringatan kedekatan dengan darat.

EGPWS dirancang untuk memperingatkan pilot jika pesawat mereka menjumpai halangan (obstacle) atau dalam bahaya karena terbang menuju tanah.

KNKT menyatakan, EGPWS yang terpasang di pesawat terbang tersebut awalnya telah ditemukan dan dikirim ke Honeywell Aerospace Facility di Redmond, Washington, Amerika Serikat, guna pengujian lebih lanjut.

Baca juga: Perjalanan Panjang Penemuan CVR Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh di Kepulauan Seribu...

Terungkap, bagian tersebut rusak parah. Beberapa bagian sasis dan kumpulan sirkuitnya hilang, cacat, dan tergores.

Melalui berbagai proses, EGPWS itu akhirnya bisa dilepaskan dari mounting-nya. Kemudian, kumpulan kartu sirkuit (circuit card assemblies, CCA) dalam unit itu dilepaskan dari sasis dan diperiksa.

“Pada EGPWS versi ini, data riwayat penerbangan tersimpan dalam cip memori di pengontrol A2 CCA. Namun, karena sejumlah komponen hilang dari A2 CCA, termasuk cip memori, maka tidak ada pengujian lebih lanjut yang dapat dilakukan pada unit ini,” tulis KNKT.

3. Simulasi kecelakaan 2 kali

Simulasi kecelakaan dilakukan 2 kali berdasarkan pada FDR (flight data recorder) dan CVR pesawat, menggunakan simulator pelatihan terbang.

KNKT menjelaskan, simulasi-simulasi ini memiliki beberapa tujuan, termasuk di antaranya mencari informasi terkait malfungsi sistem pesawat terbang, aktivitas pilot dan beban kerjanya selama penerbangan, hingga upaya penanganan ketika pesawat terbang bermasalah.

“Upaya simulasi perdana dilakukan di Las Vegas Flight Academy di Henderson, Nevada, Amerika Serikat pada 27 Oktober 2021, dihadiri oleh KNKT, National Transportation Safety Board AS, Federal Aviation Administration (FAA), dan Boeing,” tulis KNKT.

Baca juga: CVR Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan Pada Hari Kelima Pencarian dengan Kapal Penyedot Lumpur

“Simulator tidak bereaksi serupa dengan kecelakaan terbang, khususnya saat terjadinya ‘gaya dorong asimetris’. Simulasi mengungkapkan bahwa konsol tuas dorong tidak dipantau secara ketat oleh pilot.”

Kemudian, simulasi diulang di NAM Training Center, Jakarta pada 7 Desember 2021. Simulasi kedua dihadiri oleh pihak KNKT dan Sriwijaya Air, dengan tujuan dan skenario yang sama.

“Simulasi (kedua) sukses mereka ulang kecelakaan. Meski begitu, beberapa tujuan tidak tercapai, karena perbedaan konfigurasi antara simulator dan pesawat terbang yang kecelakaan,” tulis KNKT.

“Rincian hasil simulasi akan dimuat dalam laporan final,” tulis KNKT.

4. Beberapa hal yang masih menunggu hasil

Seperti simulasi kecelakaan, beberapa pengujian dan investigasi lain juga belum final, sehingga kesimpulan penyebab dan apa yang sesungguhnya terjadi ketika Sriwijaya Air SJ 182 jatuh belum dapat dipastikan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh di Kepulauan Seribu, Semua Penumpang dan Kru Tewas

Dalam dokumen ini, KNKT hanya melaporkan perkembangan terbaru.

Selain simulasi, investigasi yang belum berkesimpulan yakni berkaitan dengan autothrottle computer, autothrottle servo, flight control computer (FCC), dan uji kecocokan sinyal flight spoiler surface position & flight spoiler position yang diterima autothrottle computer.

KNKT memastikan investigasi berlanjut dengan data dan analisis berdasarkan informasi yang telah dihimpun saat ini.

Investigasi akan berkisar pada penyebab masalah tuas dorong, riwayat perawatan sistem autothrottle, kinerja pilot dan pelatihannya dalam mencegah dan menangani gangguan, kemungkinan masalah operasional akibat kelalaian manusia, dan masalah organisasi.

Baca juga: KNKT: CVR Sriwijaya SJ 182 Ditemukan Setelah Satu Setengah Bulan Pencarian

Namun, KNKT memastikan tetap membuka peluang investigasi jika ditemukan masalah lain di kemudian hari.

Mereka juga menekankan bahwa investigasi ini, yang dimuat dalam bentuk laporan dan rekomendasi, bertujuan untuk mendukung keamanan penerbangan, sehingga tanpa maksud menyalahkan.

“Rencananya, investigasi ini akan dipublikasikan secara final tidak lewat dari Januari 2023,” tulis KNKT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com