"Prinsip karantina ini adalah masa untuk mendeteksi adanya gejala karena ada waktu sejak seseorang tertular hingga menunjukkan gejala. Dengan demikian lolosnya orang terinfeksi ke masyarakat dapat dihindari,” ujar Wiku.
Lebih lanjut, Wiku menyebutkan, berdasarkan beberapa hasil studi terkini, Omicron disinyalir memiliki rata-rata kemunculan gejala yang lebih dini sehingga karantina 7 hari sudah cukup efektif mendeteksi kasus positif.
“Apalagi upaya deteksi berlapis dengan entry dan exit test serta monitoring ketat distribusi varian Omicron dengan SGTF dan WGS yang sejalan dengan rekomendasi strategi multi-layered WHO terkait perjalanan internasional juga dijalankan,” kata dia.
Baca juga: Tekan Kasus Omicron, IDI Minta Pintu Masuk Kedatangan Internasional Diperketat
Meski membuka pintu perjalanan internasional bagi semua negara, pemerintah terus mewanti-wanti warganya untuk tak ke luar negeri.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, masyarakat yang tak punya urusan mendesak sementara waktu diminta tetap berada di Indonesia.
"Presiden meminta agar seluruh masyarakat dapat membatasi diri untuk berpergian ke luar negeri. Hanya kalau betul-betul perlu saja baru pergi ke luar negeri," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers daring, Minggu (16/1/2022).
"Malah, pejabat-pejabat pemerintah sudah dilarang untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tiga minggu kedepan ini," lanjutnya.
Wanti-wanti ini sejatinya telah berulang kali disampaikan oleh pemerintah. Wakil Presiden Ma'ruf Amin misalnya, meminta warga menunda perjalanan ke luar negeri karena varian Omicron dinilai makin berbahaya.
"Disarankan untuk tidak pergi ke luar negeri saat ini. Karena sangat berbahaya," kata Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, dalam keterangan pers secara daring, Minggu (16/1/12022).
Baca juga: Sejumlah Anggota Tim Advance Umrah Positif Omicron Sepulang dari Saudi
Imbauan serupa juga disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Ia meminta masyarakat, khususnya di DKI Jakarta dan sekitarnya, tidak berpergian ke luar negeri dan luar kota.
Budi mengatakan, jika terlampau banyak mobilitas ke luar daerah akan memengaruhi peningkatan kasus Covid-19.
"Kalau disarankan tidak usah ke luar negeri, maka kalau tidak perlu, perjalanan luar kota pun kita kurangi, kalau bisa lakukan dengan zoom karena nanti akan mengurangi laju penularan dari omicron yang akan naik sangat tinggi dan sangat cepat di DKI dan Bodetabek dalam beberapa minggu depan ini," kata Budi, Minggu (16/1/2022).
Beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan kenaikan lagi. Setelah menurun selama kurang lebih 3 bulan, seminggu ini penambahan kasus Covid-19 harian kembali mendekati angka 1.000.