JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi terdampak gempa berkekuatan magnitudo 6,6 di Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2022).
Suharyanto meninjau lokasi gempa setelah menyelesaikan rangkaian kunjungan kerja di tiga tempat, yakni Bali, Banyuwangi dan Lumajang sejak Kamis (12/1/2022).
Saat mendarat di Jakarta dari rangkaian kunjungan kerja tersebut, Suharyanto didampingi Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah.
Baca juga: Banten Diguncang Gempa, DMC Dompet Dhuafa Kerahkan Tim Respons Cepat Bencana
Lalu, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Zaherman Muabezi, beserta rombongan lain langsung menuju Kabupaten Pandeglang, Banten menempuh jalur darat.
Dalam peninjauan tersebut, Suharyanto melihat perkembangan situasi dan kondisi terkini sekaligus memberikan arahan langsung dalam penanganan darurat gempa bumi
Selain itu, ia menyerahkan dukungan berupa logistik dan peralatan kepada pemerintah Kabupaten Pandeglang guna meringankan beban warga terdampak dan membantu percepatan penanganan darurat gempa bumi.
"Adapun beberapa dukungan tersebut meliputi 3 set tenda pengungsi, 300 selimut, 5.000 masker KF94, 500 paket perlengkapan keluarga dan makanan," kata Pelaksanaan Tugas (PLT) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu.
Abdul mengatakan, sebelumnya, 2 jam setelah gempa terjadi, Suharyanto telah memerintahkan jajaran BNPB untuk turun ke lokasi terdampak untuk mengkaji cepat dan memberikan pendampingan lebih lanjut kepada pemerintah daerah.
"Intruksi itu segera ditindak lanjuti oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dan Tim Penanganan Darurat beserta Tim Logistik dan Peralatan BNPB," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan 6,6 magnitudo mengguncang wilayah Banten pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB.
Pusat gempa berada di 52 km barat daya Sumur, Banten, tepatnya 7,01 LS dan 105,26 BT, dengan kedalaman 10 km.
Adapun guncangan gempa dirasakan di berbagai daerah seperti Depok dan Jakarta Barat.
BMKG juga mencatat, terjadi 33 kali gempa susulan hingga Sabtu pukul 12.00 WIB pascagempa Banten magnitudo 6,6 pada Jumat (14/1/2022).
"Gempa susulan yang terjadi dengan magnitudo terbesar 5,7 dan magitudo terkecil adalah 2,5," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Sabtu, dikutip dari Antara
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pandeglang wilayah terdampak gempa mencakup 113 Kelurahan dari 17 Kecamatan, menyebabkan lebih dari 700 rumah dan lebih dari 30 fasilitas umum rusak.
Baca juga: BMKG Catat 33 Kali Gempa Susulan Setelah Gempa Banten
Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami karena magnitudonya yang masih di bawah ambang batas rata-rata gempa pembangkit tsunami yaitu 7,0 ditambah dengan kedalaman hiposenternya di 40 kilometer.
Data monitoring tidak menunjukkan adanya catatan perubahan muka laut pasca gempa. Ini yang menjadi pertimbangan bahwa gempa yang terjadi tidak memicu tsunami.
Jenis gempa berupa gempa dangkal akibat adanya deformasi atau patahan batuan di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.