JAKARTA, KOMPAS.com – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menegaskan, tidak ada tarik-menarik nama calon dalam proses penunjukan jabatan Panglima Komando Jabatan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di internal TNI Angkatan Darat (AD).
Sudah hampir dua bulan jabatan Pangkostrad mengalami kekosongan.
“Jadi kalau tarik-menarik enggak ada, sama sekali tidak ada,” kata Andika di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (14/1/2022).
Andika menambahkan, pengisian jabatan Pangkostrad hanya tinggal menunggu waktu seiring akan digelarnya proses Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
Baca juga: Kursi Pangkostrad Kosong Hampir 2 Bulan, Komunikasi Politik Belum Tuntas?
Mantan KSAD itu juga menegaskan, Wanjakti akan digelar pada pekan depan.
“Secara umum sudah siap, jadi tinggal nanti pada saat Wanjakti kami tentukan siapa yang akan menjabat,” ucap dia.
Menurut dia, kandidat Pangkostrad akan berasal dari jenderal bintang dua yang sudah layak dan eligible untuk menduduki posisi itu.
“Jadi nanti kita lihat saja di dalam proses Wanjakti,” ucap dia.
Kekosongan jabatan Pangkostrad terjadi selepas Jenderal Dudung Abdurachman dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2021.
Kekosongan itu sempat dipertanyakan anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin. Hasanuddin berpandangan, posisi Pangkostrad mesti segera diisi karena Kostrad merupakan satuan yang besar sehingga memerlukan komando dan pengendalian yang pasti.
"Sebaiknya Panglima Kostrad, panglima satuan besar setingkat Kostrad itu harus segera diisi. Ini sudah sekian bulan tidak diisi, lalu ada apa? Ini saya berharap sebagai anggota Komisi I, ya segera diisi," kata Hasanuddin kepada wartawan, Rabu lalu.
Menurut dia, posisi Pangkostrad tetap perlu diisi meski posisi kepala staf serta tiga panglima divisi masih lengkap.
Baca juga: Mayjen Maruli Dinilai Berpeluang Besar Jadi Pangkostrad, tapi...
Politikus PDI-P itu menegaskan, sebuah satuan tempur di lingkungan TNI semestinya memiliki panglima sebagai komandan di satuan tersebut.
"Jangan sampai ada kesan bahwa Kostrad itu tidak terlalu penting, kesannya nanti tidak bagus," ujar Hasanuddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.