"Yang diculik Abu sayyaf dengan tujuan ransom, kidnap for ransom, kemudian di Somalia juga kidnap for ransom," ujar Judha.
Hingga saat ini, motif penahanan ABK WNI dan 10 ABK lain pada kapal berbendera Uni Emirat Arab tersebut masih samar.
Sebelumnya sempat diberitakan kapal yang ditumpangi Surya diadang milisi lantaran membawa amunisi.
Saat ini Yaman sedang berada dalam kondisi perang saudara. Houthi sendiri merupakan kelompok politik bersenjata di Yaman utara.
Baca juga: WNI yang Disandera Milisi Houthi di Yaman Disebut Mendapat Perlakuan Baik
Namun demikian, Judha mengatakan, hingga saat ini belum ada informasi mengenai isi kargo dari kapal yang ditumpangi Surya Hidayat dan menyebabkan dirinya disandera oleh kelompok Houthi.
"Masih simpang siur informasi mengenai isi kargonya seperti apa. Ada yang bilang peralatan medis, ada yang bilang peralatan moliter. Kita dalam konteks ini tidak masuk ke arah sana karena fokus kita adalah bagaimana memastikan keselamatan ABK," kata dia.
Saat ini, pihak Kemenlu telah melakukan komunikasi dengan kantor perwakilan RI di Abu Dhabi untuk bisa melakukan pemulangan Surya Hidayat secepatnya.
"Sudah melakukan komunikasi dengan KBRI Abu Dhabi, karena itu kapal berbendera Uni Emirat Arab," ujar Judha.
Baca juga: Kemenlu Minta ABK Lapor Diri Agar Kejadian Penyanderaan WNI Tak Berulang
Upaya pemulangan dilakukan dengan koordinasi dengan KBRI Abu Dhabi. Pihak KBBRI akan mendorong pemilik kapal bertanggung jawab.
Pemilik kapal diharapkan bisa membantu langkah-langkah penyelamatan.
Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan KBRI di Muscat dan KBRI Riyadh. "Karena kita di Yaman sudah tidak ada KBRI," kata Judha.
Sebelumnya, Ketua Corps Alumni Bumiseram Makassar (CABM) Capt Agus Salim mengatakan, 9 ABK kapal kargo yang dibajak sudah diturunkan ke daratan. Termasuk Surya.
“Sudah dari beberapa hari yang lalu, seluruh kru di atas kapal sudah dipindahkan ke darat. Mereka itu dipindahkan ke base camp untuk khusus akomodasi. Semua kebutuhan dasar seperti makan, minum dan sebagainya terpenuhi. Juga diberikan untuk melakukan komunikasi, ke keluarga masing-masing,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.