JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah politikus dan pejabat publik masuk dalam kepengurusan baru Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027 yang diumumkan oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Rabu (12/1/2022).
Sekilas, hal ini berseberangan dengan visi pria yang akrab disapa Gus Yahya itu agar PBNU di tangannya mengambil jarak dengan kepentingan politik praktis.
Baca juga: Daftar Lengkap Kepengurusan PBNU 2022-2027
Namun, Yahya memastikan, masuknya sejumlah politikus lintas partai politik itu justru dilakukan untuk mencapai visi tersebut.
"Supaya ketika mereka mengeluarkan atau bertindak menyampaikan sesuatu yang mirip terhadap kepentingan-kepentingan politik, masih bisa langsung diketahui dan tidak bisa mengklaimnya sebagai suatu yang netral," kata Yahya dalam jumpa pers, Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Wajah Baru PBNU di Tangan Yahya Staquf, Masuknya Perempuan di Kepengurusan
Berikut sejumlah politikus yang masuk dalam PBNU periode 2022-2027:
Ma’ruf Amin jelas bukan nama baru di PBNU. Pria kelahiran Tangerang itu disegani di kalangan Nadhliyin dan sempat manjabat sebagai Rais Aam (pemimpin spiritual) PBNU periode 2015-2020.
Pada 2018, Ma’ruf mundur dari posisinya itu karena hendak mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Joko Widodo. PBNU punya ketentuan, Rais Aam tidak boleh merangkap jabatan politik.
Setelah mundur, Ketua Umum PBNU saat itu, Said Aqil Siradj, menempatkannya di jajaran mustasyar (penasihat) PBNU. Di tangan Gus Yahya, Ma’ruf kembali masuk sebagai anggota mustasyar.
Taj Yasin merupakan putra Maimoen Zubair, ulama karismatik NU yang meninggal dunia pada Agustus 2019 lalu. Ia merupakan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Namanya sempat masuk dalam bursa calon Ketua Umum PBNU periode 2022-2027, sebelum kontestasi mengerucut pada nama Said Aqil dan Yahya Staquf.
Di kepengurusan baru PBNU, Taj Yasin ditempatkan sebagai bagian dari A’wan atau dewan pakar PBNU.
Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul merupakan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia merupakan cicit Bisri Syansuri, kakek Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Di dunia politik, Gus Ipul pernah menjabat Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu dari Oktober 2004 hingga Mei 2007.
Ia menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur sejak 2009 hingga 2019.
Di PBNU, Gus Ipul pernah menjadi salah satu ketua di bawah kepengurusan Saiq Aqil. Di kepengurusan Gus Yahya, Gus Ipul menjadi Sekretaris Jenderal PBNU.