KOMPAS.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar berharap, perencanaan program kerja 2022 dapat menghasilkan sinergitas antarsesama elemen dan dengan semua mitra kementerian.
Menurutnya, dengan terbangunnya pola kekompakan, kerja sama, sinergi, dan kolaborasi, seluruh rencana kerja yang disusun akan menghasilkan output dan outcome yang optimal, serta memberikan hasil yang riil dan terukur.
“Saat ini, sumber daya manusia (SDM) kita kurang lebih 37.296 personil. Kita juga mendapatkan anggaran sebesar Rp 3,10 triliun. Ini merupakan modal dasar yang harus kita berdayakan seefektif mungkin,” katanya.
Dia mengatakan itu dalam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Sinkronisasi Rencana Kerja Kementerian Desa (Kemendesa) PDTT Tahun 2022 bertema “Kolaborasi dan Sinergi untuk Sustainable Development Goals (SDGs) Desa” di Sukabumi, Rabu (12/1/2022).
Menteri yang akrab disapa Gus Halim itu mengakui, tanggung jawab yang diemban berat, tetapi tetap dapat dan bahkan mudah ditunaikan selama ada komitmen yang kuat.
Baca juga: Wujudkan Kemendesa PDTT Berprestasi, Gus Halim Instruksikan Jajarannya Laksanakan 5 Kegiatan
“Kita memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, memiliki kesamaan konsep dan cara berpikir,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Dia menilai, dengan perencanaan yang baik, pembagian kerja dan peran yang jelas, dan semangat untuk mencapai tujuan, target pun akan tercapai.
“Dari sini, kita bisa berkata bahwa membangun Indonesia harus dimulai dari desa, oleh desa, dan untuk desa,” ujarnya.
Oleh karena itu, Gus Halim pun meminta jajarannya merumuskan rencana kerja yang dapat diimplementasikan secara sistematis dan terstruktur pada 2022.
Dengan demikian, dampaknya akan langsung dirasakan dan sesuai dengan kebutuhan warga desa.
Baca juga: Kemendesa PDTT Siapkan Platform Promosi untuk Tarik Wisatawan dan Investor
“Karena itulah, forum ini harus menghasilkan kerangka implementasi yang detail, rasional, memiliki indikator yang jelas, target capaian terukur, timeline pelaksanaan, agar capaiannya rill dan terukur,” ujarnya.
Gus Halim juga menyebutkan, raker ini tidak boleh menjadi rutinitas yang formalistik.
“Harus ada produk perubahan yang mendasar dan bermakna. Harus sesuai kebutuhan warga desa karena itulah tujuan akhir kita,” tegasnya.
Dia menambahkan, raker merupakan forum konsolidasi dan koordinasi internal dan eksternal untuk mengefektifkan kerja-kerja pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi selama satu tahun ke depan.
Gus Halim juga berharap, rumusan program dan kegiatan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan desa berdasar data desa berbasis SDGs Desa.
Baca juga: Lewat Program Tekad, Kemendesa PDTT Percepat Pembangunan Wilayah Timur Indonesia