JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio berpandangan bahwa duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Panglima TNI Andika Perkasa dalam Pilpres 2024 berat untuk diwujudkan.
Hanya saja, menurutnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang membuka peluang tersebut masih bisa mengusahakan agar duet Airlangga-Andika terjadi.
"Berat duet ini bisa terjadi, tapi bisa diusahakan," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).
Hendri memiliki sejumlah alasan mengapa duet Airlangga-Andika ini berat untuk diwujudkan pada Pilpres 2024.
Baca juga: Golkar Buka Peluang Duet Airlangga-Andika Perkasa di Pilpres 2024, Sebut Sebagai Paket Menarik
Pertama, dari sisi Partai Golkar sendiri perlu memastikan bahwa betul-betul mengusung Airlangga sebagai calon presiden (capres) 2024. Sebab, menurut dia, ada banyak potensi capres di Golkar yang bisa saja justru saling bertarung memperebutkan posisi bakal calon presiden, tidak hanya Airlangga.
"Walaupun dia (Airlangga) salah satu calon kuat, tapi Golkar ini isinya pendekar semua. Jadi belum tentu ketum itu bisa maju sebagai calon presiden," ujar dia.
Baca juga: Cerita Mahfud MD Ada Dirjen Mundur karena Dimintai Setoran Rp 40 Miliar oleh Menteri
Dia mengingatkan bagaimana pengalaman Golkar ketika menentukan siapa yang bakal diusung untuk maju dalam pilpres.
Hendri menyebut sejumlah nama di Golkar, misalnya mantan Ketum Partai Golkar Akbar Tanjung yang justru dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Partai Golkar 2004.
Padahal, kala itu, Wiranto merupakan Ketua Umum Partai Hanura. Ia keluar sebagai pemenang konvensi dan menjadi capres yang diusung koalisi Partai Golkar.