Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tegaskan Target Penurunan Angka Stunting Jadi 14 Persen 2024

Kompas.com - 11/01/2022, 13:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menargetkan persentase stunting dapat diturunkan dari 24,4 persen ke 14 persen pada 2024.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usia mengikuti ratas pengendalian stunting di Istana Kepresidenan, Selasa (11/1/2022).

"Tadi Bapak Presiden memberikan target yang jelas, yaitu menurunkan stunting kita. Per tahun 2021 ini kan ada di angka 24,4 persen. Beliau mengharapkan bisa mencapai angka 14 persen di tahun 2024," ujar Budi dalam keterangan pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Forum Nasional Stunting 2021, Wapres Maruf Minta Daerah Kuatkan Komitmen Penurunan Stunting

Merujuk kepada target tersebut, Kemenkes melakukan perhitungan bahwa per 2022 penurunan angka stunting harus berkisar 2,7 persen.

Besaran penurunan rata-rata 2,7 persen ini pun akan menjadi rujukan setiap tahun.

"Tadi Bapak Presiden meminta agar tahun depan kalau bisa turun 3 persen. Rata-rata memang harus turun 2,7 persen kalau mau mencapai angka 14 persen (pada 2024)," lanjut Budi.

Untuk mencapai target itu ada dua strategi yang dilakukan yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Budi mengungkapkan, dalam hal ini Kemenkes bertugas melaksanakan intervensi spesifik.

Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) beserta sejumlah kementerian lain melakukan intervensi sensitif.

"Kami di Kemenkes membangun konsentrasi di intervensi yang spesifik, yang 30 persennya saja. Lalu Kepala BKKBN menkoordinasikan kementerian kami dan lain yang itu 70 persen dari (target) stunting ini," jelas Budi.

Baca juga: Atalia Ridwan Kamil Paparkan Langkah Strategis Turunkan Stunting di Jabar

"Nah, yang di 30 persen ini kita juga melakukan analisa lebih dalam. Kita melihat bahwa untuk intervensi gizi spesifik itu penyebab utamanya dua. Kenapa stunting itu tinggi, pertama adalah intervensi spesifik sebelum lahir ia berkontribusi 23 persen, dan intervensi setelah lahir, setelah lahir kita amati kenaikan paling tinggi sesudah menyusui," lanjutnya.

Setelah selesai ASI anak harus diberikan makanan tambahan. Di tahap ini, kata Budi, banyak yang meleset. Sehingga kondisi ini menyebabkan angka stunting naik lagi ke atas.

Sehingga titik-titik lemah ini yang akan diintervensi spesifik oleh Kemenkes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com