Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaporan Ahok dan Ganjar ke KPK Disebut Wajar jika Dinilai Bermuatan Politis

Kompas.com - 11/01/2022, 11:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyatakan wajar bila sebagian orang menilai pelaporan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga Ganjar Pranowo ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bermuatan politis.

“Publik ingin tahu motif pelaporannya. Ini kan rata-rata kasus lama yang sudah dianggap selesai oleh publik, tapi kok dimunculkan lagi ke permukaan. Itu kan tanda tanya besar,” kata Adi ketika dihubungi, Selasa (11/1/2022).

“Wajar kalau ada yang menduga ini adalah bagian dari upaya merusak kredibilitas nama-nama yang dilaporkan,” tambah dia.

Baca juga: Respons Ahok hingga KPK Terkait Laporan Tujuh Kasus Dugaan Korupsi

Pelaporan itu dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri Poros Nasional Pemberantasan Korupsi (PNPK), yang dimotori Adhie Massardi dan Marwan Batubara.

Selain melaporkan Ahok dan Ganjar, PNPK juga mengeklaim melaporkan dua putra Presiden RI Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming.

Adi menilai, nama-nama tersebut saat ini cukup dominan dalam perbincangan politik. Ganjar, misalnya, kerap tampil sebagai sosok dengan elektabilitas paling tinggi menjelang Pilpres 2024 hasil penelitian lembaga-lembaga survei.

Sementara itu, nama Ahok dan Gibran juga dimunculkan oleh PDI-P sebagai kader potensial untuk diusung dalam Pilgub DKI 2024.

“Artinya nama-nama yang dilaporkan ini memang nama-nama yang saat ini sedang diproyeksikan sebagai calon pemimpin masa depan,” ucap Adi.

Ia mengatakan, tak jadi soal siapa pun yang melaporkan seseorang yang diduga korupsi kepada KPK. Pelaporan seperti ini merupakan hal yang baik dalam sistem demokrasi.

Namun, kembali lagi, pelaporan yang dinilai tebang-pilih seperti ini wajar jika dicurigai.

“Kan juga menjadi pertanyaan orang, kenapa rata-rata (kader) PDI-P yang dilaporkan, yang lain kok tidak? Kasus yang menggantung dan tidak selesai kan bukan hanya mereka saja, kan banyak kasusnya,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com