Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati yang Kembali Merasa Sumatera Barat Kini "Berbeda"....

Kompas.com - 11/01/2022, 10:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung Provinsi Sumatera Barat dalam pidato sekaligus pemberian arahan pada kader partainya.

Kali ini, Megawati menyebut Sumatera Barat dalam pidatonya di acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 PDI-P yang digelar secara daring, Senin (10/1/2022).

Awalnya, Megawati mengungkapkan beberapa wejangan dari ayahnya, Presiden pertama RI Soekarno bahwa perjuangan melawan penjajah tidak lebih sulit dibandingkan melawan bangsa sendiri.

Baca juga: Ketika Dua Anak Jokowi Dilaporkan ke KPK...

Menurut Megawati, pernyataan Soekarno tampak relevan dengan kondisi yang dialami oleh Indonesia saat ini, terkhusus di Sumatera Barat.

Sebab, Presiden ke-5 RI itu mempertanyakan adat istiadat dari Sumatera Barat yang kini tidak lagi dilihat olehnya. Adapun adat istiadat yang dimaksud adalah Ninik Mamak.

Megawati mempertanyakan hal itu kepada tokoh Muhammadiyah sekaligus tokoh Sumatera Barat, Ahmad Syafii Maarif (Buya).

"Saya sering bicara dengan Buya, Syafii Maarif karena beliau juga di dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Saya tanya, kenapa sih Sumatera Barat menjadi berubah ya, Buya? Bukankah sudah tidak adakah yang namanya tradisi bermusyawarah mufakat oleh Ninik Mamak itu?" kata Megawati dalam pidatonya, Senin.

Baca juga: Vaksinasi Booster Dimulai Besok, Ini Syarat Penerima, Harga dan Jenis Vaksin

Selain itu, ia juga menyebut Sumatera Barat yang kini dilihatnya justru terasa sepi dibandingkan dahulu.

Hal itu lantas ditanyakan Megawati kepada masyarakat Sumatera Barat. Ia mengajak masyarakat Sumatera Barat untuk menjawab pertanyaan mengapa daerah itu kini terasa sepi dan ihwal tradisi Ninik Mamak.

Catatan Kompas.com, Megawati dalam tiga tahun terakhir memang menyinggung Sumatera Barat dalam sejumlah pidatonya.

Tahun 2020

Rakyat Sumbar disebut belum suka PDI-P

Pada Rabu (2/9/2020), saat memberikan pengarahan kepada pasangan calon Pilkada 2020, Megawati menyinggung Sumatera Barat.

Kala itu, ia mengaku heran karena rakyat Sumatera Barat hingga kini belum sepenuhnya mau menerima PDI-P.

"Kalau saya melihat Sumatera Barat itu, saya pikir kenapa ya rakyat di Sumatera Barat itu sepertinya belum menyukai PDI-P, meskipun sudah ada daerah yang mau ada DPC atau DPD," ujar dia.

Baca juga: Kicauan Ferdinand Hutahaean yang Berujung Penahanan dan Ancaman 10 Tahun Penjara

Menurutnya, hal tersebut menyulitkan PDI-P ketika menentukan calon kepala daerah di Sumatera Barat.

Lantas Megawati mengaitkan kondisi itu dengan kenyataan bahwa Sumbar justru memiliki banyak tokoh yang bergelar pahlawan.

"Padahal kalau kita ingat sejarah bangsa, banyak orang dari kalangan Sumbar yang menjadi nasionalis yang pada waktu itu kerja sama dengan Bung Karno (Soekarno), Bung Hatta (Moh Hatta). Bung Hatta kan sebenarnya datang dari Sumbar," ungkap dia.

Tahun 2021

Sumbar berbeda

Setahun berselang, Megawati kembali menyinggung Sumbar dalam pidatonya di acara perayaan HUT ke-199 Proklamator RI Mohammad Hatta, Kamis (12/8/2021).

Dikutip Kompas.tv, Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengaku memerhatikan perkembangan yang terjadi di Sumatera Barat.

Baca juga: Cerita Megawati Kampanya saat Orde Baru dan Dianggap Partai Sendal Jepit

Sama seperti pidatonya kemarin, saat itu, Megawati menyebut wilayah Sumbar kini telah berbeda dengan dahulu yang dia kenal.

Dia juga mengaku menyampaikan hal tersebut pada Buya Syafii.

"Setelah ke sini, saya mulai berpikir, saya sering berdiskusi karena di BPIP ada Buya Syafii, saya tanya sama beliau, mengapa Sumatera Barat yang dahulu saya kenal, sepertinya sudah mulai berbeda?" tanya Megawati.

Tak sampai situ, dia juga mengaku sempat bingung ketika dirinya dan Ketua DPR Puan Maharani mengalami perundungan.

Hal ini karena Puan, yang juga merupakan anak Megawati itu mengeluarkan pernyataan mengandung polemik terkait Sumatera Barat pada Pilkada 2020.

"Suatu waktu, saya, Mbak Puan di-bully, saya sampai bingung. Kenapa saya di-bully?," ungkap dia.

Adapun ucapan Puan yang menimbulkan reaksi negatif dari warga Sumatera Barat adalah ketika pengumuman rekomendasi PDI-P untuk Pilkada 2020.

Saat itu, Rabu (2/9/2020), Puan mengungkapkan harapannya untuk Sumatera Barat agar menjadi provinsi yang memang mendukung Pancasila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com