Hal-hal semacam itu diklaim bisa menjadi pintu bagi dialog kebangsaan dan persahabatan dengan Megawati, termasuk bagi Ahok.
"Pak Ahok ini punya mi khusus dari Bangka sana," ucap Hasto memberi contoh.
Walaupun terkesan tak ingin melebih-lebihkan Ahok, Hasto meyakini bahwa selama ini Komisaris Utama PT Pertamina itu punya andil besar dalam pembangunan Jakarta.
Hasto menganggap, kemajuan yang dibawa Ahok dan juga kader-kader PDI-P yang pernah memimpin Ibu Kota pada kurun 2012-2017 belum dapat disamai oleh Gubernur DKI Jakarta saat ini, yang tak lain adalah Anies Baswedan.
Selama jadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok dinilai oleh Hasto menorehkan ragam prestasi, termasuk dalam pembangunan masjid.
Baca juga: Polisi Tahan Ferdinand Hutahaean Terkait Twit Bermuatan SARA
Ia juga menyorot Ahok sebagai sosok yang teguh menghadapi konspirasi-konspirasi politik untuk menjatuhkannya.
Akan tetapi, ia tak ingin sesumbar bahwa Ahok sudah diberi lampu hijau untuk kembali memimpin DKI Jakarta lewat Pilkada 2024.
"Itu (panggilan) sahabat tidak ada kaitannya dengan Pilgub 2024," ujar Hasto.
Namun demikian, bukan berarti Ahok tak akan maju. Semua kembali kepada Megawati sebagai pemegang kendali partai yang akan menentukan.
"Kalau Bu Mega mau menetapkan Pak Ahok (sebagai calon gubernur), itu kewenangan Bu Mega," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.