Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Panglima Hukum Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 10/01/2022, 14:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JIKA ditanya apa yang paling menantang soal Politik, Hukum, dan Keamanan di era Pemerintahan Jokowi?

Respons atas semua tindakan, ucapan, dan perbuatan persoalan ini, dijawab oleh Mahfud MD.

Kok Bisa?

Masih ingat soal rumah Ibunda Mahfud MD di Madura, Jawa Timur digeruduk Simpatisan Ormas FPI, akhir 2020 lalu?

Atau ancaman pidana bagi pengemplang pinjaman Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang menuai serangan balik berupa gugatan hukum?

Mahfud dan Jenderal Bintang 4

Dua di antara ekses dari tindak-tanduk Menko Polhukam Mahfud MD, terjadi.

Memang langkah yang dilakukan Profesor Hukum Tata Negara ini banyak yang tak mengira.

Menjadi Panglima Politik, Hukum, dan Keamanan di era pemerintahan Jokowi, sebenarnya adalah bukan pilihannya. Lalu apa yang dikehendakinya?

Ia sempat menjadi calon Wapres terkuat Jokowi 2019, bukan? Bahkan sudah menunggu beberapa ratus meter dari tempat pengumuman, lalu gagal total!

Program AIMAN yang tayang di KompasTV berkesempatan untuk mewawancarainya seharian, mengikuti kegiatan yang padat, dan berbincang di sela-sela kerjanya yang hanya memiliki jeda 10 menitan.

Saya harus pandai-pandai "menculiknya" di tengah jeda tersebut!

Saya berada di kantor Kemenko Polhukam pagi hari sekitar pukul 7, sebelum Pak Menteri tiba. Sesaat setelah tiba, saya langsung mewawancarainya.

Anda sadar atau tidak, sosok yang duduk di Menkolhukam selalu Jenderal senior penuh bintang 4.

Sebelumnya ada Jenderal (Purn) Wiranto, lalu mundur ke belakang ada Jenderal (Purn) Luhut Pandjaitan, pernah pula Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, bahkan hingga Presiden ke-6 RI Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono, pernah menduduki jabatan Menko Polkam atau saat sejak Presiden SBY menjabat berubah menjadi Menko Polhukam.

Saya sempat mewawancarai Mahfud, sesaat setelah ia lengser dari Ketua Mahkamah Konstitusi pada 2013 lalu, saat perjalanannya ke Temanggung, Jawa Tengah hingga Yogyakarta.

Apa yang saya dapatkan adalah sosok kelahiran Sampang, Madura, Jawa Timur ini tidak berubah!

Walaupun menduduki kursi "Jenderal Bintang Empat" mengkoordinasikan banyak "Jenderal asli" di jajarannya, penampilannya tetap dengan gaya yang sama.

Mahfud yang ceplas-ceplos dengan sepatu Kets dan jaketnya yang jauh dari kata pakaian Tactical ala militer yang sedang tren di kalangan pejabat sipil.

Namun jangan ditanya soal penjagaannya, ketat sebagaimana Jenderal yang tengah menjabat.

Saya tanyakan soal pengamanan ini kepadanya?

"Saya terpaksa tidak boleh melarang, karena kalau ada sesuatu yang bertanggung jawab mereka semua ini! (sambil merujuk pada Sejumlah Jenderal yang mengelilinginya dan pasukan khusus bersenjata lengkap)," jawab Mahfud kepada saya.

Memang kita sempat tahu, Menko Polhukam sebelumnya, Wiranto, sempat mengalami insiden, ditusuk dan terkena di bagian perutnya oleh seseorang yang terindikasi teroris.

Kejadian ini tentu tidak ingin terulang, dan Sekretaris Kementerian membuat pola-pola pengamanan baru yang tak boleh bobol.

Ancaman saat tagih BLBI?

Ada banyak pertanyaan yang saya ajukan di antaranya soal utang Rp 110 Triliun BLBI yang akan segera habis masa alias kedaluwarsa pada tahun depan.

Saya menanyakan kepadanya atas informasi yang saya terima, apakah dirinya mendapat ancaman?

Ia katakan tidak!

Saya kembali menanyakan, ini adalah waktu injury time menjelang kedaluwarsa, melibatkan uang ratusan triliun rupiah, sangat teramat besar bagi orang per orang.

Satu pertanyaan yang saya ajukan, banyak dari mereka punya kolega, teman dekat, hingga kongkow bisnis orang-orang yang memiliki kekuasaan di negeri ini, ada di parlemen, ada di pemerintahan, bahkan ada di lembaga penegak hukum.

Bukan tak mungkin mereka menggunakan pengaruhnya untuk menekan Mahfud!

"Kita tidak takut!" ungkap Mahfud, tegas.

Di luar kasus - kasus yang besar dan tampak dari negeri ini. Ada satu pertanyaan saya, yang saya tanyakan karena tak sengaja saya mendengar dari Eks Sekretaris Kemenko alias Sesmenko Polhukam yang baru saja memasuki masa persiapan Purnawirawan Letnan Jenderal Tri Soewandono.

Dalam sebuah acara beberapa waktu lalu, ia sempat berseloroh.

"Saat pertama saya menemui Pak Mahfud sebagai Menko Polhukam, saya dititipi pesan. Pak Ses, tidak usah cari uang buat saya!" ungkap Letjen Tri kepada tamu di lingkungan Menkopolhukam, dan kebetulan saya tengah berada di tengah-tengah acara tersebut.

Rasanya tak mungkin fakta ini tidak saya tanyakan kepada Menko Polhukam Mahfud MD.

Apa maksudnya? Apakah mahfum, biasa, Sekretaris Kementerian mencari uang untuk Sang Menteri?

"Itu pesan saya, kepada pejabat di lingkup Kemenko Polhukam. Tidak usah mencari uang untuk saya (Menteri)," jawab Mahfud.

"Memangnya mahfum (biasa), Sekretaris Menteri mencari uang untuk menterinya?" tanya saya.

"Banyak kan yang ketangkap KPK! Ada kepala daerah," jawab Menko Polhukam.

"Kalau di kementerian bapak?" kembali saya tanya.

"Hingga saat ini belum ada, jangan sampai ada!" sambil tertawa ia menjawab saya.

Sebuah fakta baru, yang sesungguhnya belum pernah atau tidak pernah terungkap.

Apakah benar-benar ada di lingkup Kementerian soal ini, atau saking sudah terbiasa, sulit untuk diungkap?

Pertanyaan yang butuh bukti dalam menjawab!

Yang jelas, jika memang ada, jangan sampai ada kebiasaan yang melanggar hukum terlebih bagi kejahatan luar biasa korupsi berapa pun jumlahnya!

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com