JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat kembali diterpa gejolak di internalnya, setelah tahun lalu, diramaikan oleh Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD).
Lewat gerakan tersebut, kubu kontra Agus Harimurti Yudhoyono menggelar Kongres Luar Biasa di Deli Serdang. Dalam kongres tersebut, Partai Demokrat versi KLB mendeklarasikan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum.
Setahun berlalu, tepat awal Januari 2022, partai berlambang bintang Mercy ini kembali diterpa goncangan setelah ramai sejumlah orang mengaku kader di NTT memprotes AHY.
Bukan tanpa alasan, mereka melakukan protes terkait keterpilihan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026.
Protes itu dilakukan oleh sejumlah massa yang mengaku simpatisan dan pendukung Jefri Riwu Kore, petahana Ketua DPD Demokrat NTT yang juga Wali Kota Kupang.
Baca juga: Pelaku Pembakaran Atribut Partai Demokrat di NTT Mengaku Kader dan Pengurus Sejak Era SBY
"Tak ada lagi yang tersisa dari kebanggaan kami terhadap partai ini," tutur sekretaris aksi, Yonatan Gah, Selasa (4/1/2022).
Para simpatisan itu diketahui sempat membakar ratusan atribut partai, mulai dari bendera hingga kaus di kantor DPD Partai Demokrat NTT, Selasa.
Bahkan, beberapa di antaranya membuang jas ke dalam tumpukan atribut yang sudah terbakar.
Demokrat NTT lapor polisi
Imbas insiden pembakaran atribut partai itu, Partai Demokrat NTT melaporkan empat orang yang diduga terlibat aksi tersebut.
Pengurus partai dipimpin oleh Gabriel Suku Kotan melaporkan empat orang berinisial FP, YG, LL, dan AB.
Dalam kelengkapan laporan, Demokrat NTT menyertakan bukti video dan foto aksi beberapa orang yang membakar bendera, jaket dan kaus Partai Demokrat.
"Kami laporkan empat orang terkait perusakan baliho, foto AHY dan bendera Partai Demokrat yang merupakan simbol perjuangan partai," ucap Gabriel kepada Kompas.com, Rabu (5/1/2022) pagi.
Baca juga: Kisruh Bakar Atribut di DPD Demokrat NTT, Leonardus Lelo: Jangan Bawa-bawa AHY!
Diduga kader partai lain
Menyikapi kisruh yang terjadi di NTT, DPP Partai Demokrat angkat bicara.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut bahwa pembakaran atribut partai itu disinyalir bukan dilakukan oleh kader partainya.
Hal itu disimpulkan setelah kader Partai Demokrat di NTT menelusuri kejadian itu.
"Setelah ditelusuri kader Partai Demokrat di NTT, segelintir orang yang mengatasnamakan kader maupun simpatisan Partai Demokrat yang melakukan pembakaran atribut partai, ternyata bukanlah kader Partai Demokrat," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa.
Herzaky mengeklaim, pembakaran itu dilakukan oleh pihak tertentu yang mencoba mengacaukan soliditas internal Partai Demokrat di NTT.
Lebih lanjut, berdasarkan penelusuran, diduga ada salah seorang pelaku pembakaran yang ternyata kader partai lain.
"Tercatat pernah menjadi calon anggota legislatif dari partai tersebut di pileg (pemilihan legislatif) sebelum ini," sebutnya.
Diminta jangan bawa AHY
Tak hanya DPP Demokrat, Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Demokrat NTT terpilih juga angkat bicara usai insiden pembakaran.
Leonardus meminta agar pihak-pihak yang tak senang atas keterpilihannya sebagai Ketua DPD Demokrat NTT menghormati keputusan AHY.
Dia mengingatkan agar pihak itu tidak merusak ruang demokrasi yang sudah diberikan oleh AHY.
"Jangan bawa-bawa Ketum AHY, ini adalah masalah lokal Demokrat NTT saja. Maka, kita semua perlu bergandengan tangan kembali," ucapnya, Selasa.
Bantah pernyataan DPP Demokrat
Sementara itu, massa aksi pembakaran atribut justru membantah pernyataan sejumlah elite DPP Demokrat yang menuding mereka bukan bagian dari partai.
Mereka bahkan menilai pernyataan DPP Demokrat itu tak berdasar. Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPC Partai Demokrat Kota Kupang Ferdinan Pello.
Baca juga: Demokrat Dilanda Gejolak Internal sampai Bakar Atribut, Ini Penyebabnya
Dia mengaku dilantik sebagai Ketua BPOKK pada 2017, sejak era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya dilantik oleh Sekjen Hinca Panjaitan," ujar Pello, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Rabu petang.
Hal senada juga dikatakan oleh Yonathan Gah. Dirinya bahkan menentang pernyataan Herzaky yang menyebut mereka kader partai lain.
Yonathan mengaku telah menjadi pengurus DPD Demokrat NTT sejak 2016. Bahkan, ia menyebut dirinya lebih dulu masuk Demokrat ketimbang Herzaky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.