Menurut Gabriel, laporan ini pihaknya buat agar polisi bisa mengungkap siapa otak di balik perusakan atribut partai. Sebab, akibat perusakan itu, kerugian material yang dialami partai mencapai Rp 10 juta.
Menanggapi kegaduhan ini, Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menegaskan bahwa pelaku pembakaran atribut di NTT bukan kader Demokrat.
"Setelah ditelusuri kader Partai Demokrat di NTT, segelintir orang yang mengatasnamakan kader maupun simpatisan Partai Demokrat yang melakukan pembakaran atribut partai, ternyata bukanlah kader Partai Demokrat," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Gerindra Singgung Ketum Partai Karbitkan Anak, Demokrat: Kami Sudah Punya Lima Ketua Umum
Herzaky mengeklaim, pembakaran itu dilakukan oleh pihak yang mencoba mengacaukan soliditas internal Partai Demokrat di NTT.
Bahkan, berdasar penelusuran, salah seorang pelaku pembakaran diduga kader partai lain. Namun demikian, Herzaky tak menjelaskan detail pelaku.
"Tercatat pernah menjadi calon anggota legislatif dari partai tersebut di pileg (pemilihan legislatif) sebelum ini," sebut Herzaky.
Lebih lanjut, DPP Partai Demokrat mengaku memberikan dukungan pada kader di NTT yang melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
"Pelaku pembakaran atribut partai diduga melanggar UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 406," kata Herzaky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.