JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal kembali mendapat sorotan lantaran mengungkap teror yang didapatkannya dari tersangka mafia tanah.
Berdasarkan pengakuannya, Dino mengatakan, ia mengetahui ancaman teror dari pihak ketiga.
Pihak ketiga tersebut adalah sosok diberi instruksi oleh tersangka mafia tanah yang diketahui bernama Mustofa atau Topan.
"Ini ancaman enggak langsung, jadi ini rencana yang terbongkar. Si Topan. Jadi enggak pernah secara langsung. Yang dilakukan si Topan, dia menginstruksikan seseorang untuk menghabisi saya, berapa pun biayanya," ujar Dino ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (4/1/2021).
Baca juga: Dino Patti Djalal: Mafia Tanah Instruksikan Habisi Saya, Berapa Pun Biayanya
Kasus mafia tanah yang dialami oleh Dino Patti Djalal sendiri telah bergulir sejak awal tahun lalu.
Kala itu, ia mengungkap kasus mafia tanah yang dialami oleh ibunya kepada publik melalui akun Twitter pribadinya, @dinopattidjalal.
Secara lebih lengkap mengenai perjuangan mantan juru bicara presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, Anda bisa menyimak fakta-fakta yang dirangkum Kompas.com berikut.
Baca juga: 254 Kasus Omicron Masuk Indonesia, Ini Sebaran dan Gejala yang Dialami Pasien
Dino menjelaskan, bukti ancaman yang ia terima didapatkan dari orang yang diinstruksikan oleh Topan itu berbentuk rekaman.
Pihak yang diinstruksikan ini pun telah menjadi terdakwa dalam kasus mafia tanah. Orang itu kemudian melaporkan rencana tersebut ke Dino secara langsung.
Pasalnya, ia tak mau lagi dihukum lantaran melakukan kejahatan lain.
Baca juga: Kemenkes: Belum Ada Tarif Resmi untuk Vaksin Booster
"Dia enggak mau lagi dipenjara, takut ketahuan, dari sana saya tahunya ada rencana itu, sebagai langkah preemptif maka saya buka," kata Dino.
Dia pun mengatakan, bukti rekaman terkait ancaman untuk menghabisi nyawanya itu hanya satu dari beberapa rekaman lain yang bakal ia jadikan bukti di pengadilan terkait kasus mafia tanah.
"Yang jelas (bukti-bukti) itu akan saya gunakan di pengadilan. Bahwa ada orang yang bukannya kapok, tapi justru merencanakan untuk mencelakakan korbannya, jadi ini kan cerminan memang mereka itu keterlaluan," kata dia.
Dino pun mengatakan, ancaman yang ia terima lantaran ia aktif mengejar pelaku dan mencari bukti-bukti dukungan.
Menurut Dino, pelaku merasa terpojok dan gelisah lantaran masih ada beberapa kasus lanjutan yang bakal ia ungkap ke publik.
"Orang ini, Topan ini semakin gelisah, karena dia licin sekali. Sudah kena satu kasus, sudah ditahan, kemudian ada dua atau tiga kasus lagi yang akan dibuka dan terus terpojok, sehingga agak gelap mata, dan hasilnya itu, memberikan instruksi itu," ucap dia.
Baca juga: Aturan Terbaru: Kontak Erat, Probable, hingga Positif Omicron Wajib Karantina dan Isolasi Terpusat
Sebagai tindak lanjut, Dino pun telah melapor kepada Polda Metro Jaya terkait ancaman itu.
"Saya sudah ketemu Pak Kapolda, saya sampaikan informasinya, kepada direktur kriminal umum juga sudah saya sampaikan informasinya, termasuk rekaman-rekaman lain, kan ada yang lain bukan hanya itu saja," ujar Dino.
Sebenarnya, perlawanan Dino terhadap mafia tanah yang berupaya merampas tanah milik keluarganya mencuat ke publik pada Februari 2021 lalu.
Hal itu pun ia ungkapkan melalui akun Twitternya, @dinopattidjalal. Pada cuitan Twitter itu ia mengungkapkan, ibunya telah menjadi korban penipuan.
Baca juga: Terdakwa Suap Pajak Angin Prayitno Menangis: Saya Sudah Mengabdi 39 Tahun...
Untuk itu, ia meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Irjen Fadil Imran untuk mengusut kasus mafia tanah.
"Sy mohon perhatian Gubernur @aniesbaswedan+Kapolda Metro utk meringkus SEMUA komplotan mafia tanah yg kiprahnya semakin rugikan + resahkan rakyat. Sy juga harap masyarakat agar berani lawan mafia tanah. Para korban mafia tanah agar bersatu melawan mrk #berantasmafiatanah," tulis Dino melalui akun Twitter-nya.
Dalam twit lainnya, Dino menjelaskan bahwa orangtuanya mengetahui telah menjadi korban mafia tanah setelah sertifikat rumah itu berubah nama kepemilikan. Ia menilai komplotan itu sudah terencana melakukan aksi pencurian sertifikat rumah tersebut.
"Modus komplotan: mengincar target, membuat KTP palsu, berkolusi dgn broker hitam+notaris bodong, dan pasang figur2 "mirip foto di KTP" yg dibayar utk berperan sbg pemilik KTP palsu. Komplotan ini sudah secara terencana menargetkan sejumlah rumah ibu sy yg sudah tua," kata dia.
Dino menyebutkan bahwa para mafia tanah itu melakukan pencurian dengan mengganti kepemilikan nama yang ada di sertifikat rumah.
Berdasarkan perkembangan terakhir, polisi telah menangkap 15 anggota sindikat mafia tanah yang diduga menipu keluarga Dino Patti Djalal.
Sebanyk 15 tersangka tersebut ditangkap dari tiga laporan dugaan penipuan sertifikat tanah bangunan milik ibu Dino.
"Dari pengungkapan tiga laporan polisi ini ada 15 tersangka yang bisa ditangkap, masing-masing LP ada lima tersangka. Jadi dari tiga LP ini totalnya adalah 15 tersangka," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam rilis Februari 2021 lalu
Dari para tersangka itu, satu di antaranya adalah Fredy Kusnadi, yang sempat berseteru dengan Dino hingga berujung saling melaporkan. Fredy ditangkap di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Penangkapan Fredy setelah polisi menemukan dua alat bukti keterlibatannya dengan sindikat mafia tanah yang diduga menipu ibunda Dino.
Baca juga: Dimulai 12 Januari, Ini Syarat dan Kriteria Penerima Vaksin Booster
Fadil menyebutkan, para tersangka memiliki peran yang berbeda saat beraksi melakukan penipuan terhadap ibu Dino.
"Dalam melakukan aksinya, kelompok mafia tanah ini berbagi peran," ujar Fadil.
Satu dari 15 tersangka itu berperan sebagai aktor intelektual dalam melakukan penipuan sertifikat tanah dan bangunan. Ada juga tersangka yang berperan sebagai sarana dan prasarana saat melakukan aksi penipuan.
"Ada yang bertindak selaku figur, dalam pengertian yang mengaku sebagai pemilik atas tanah dan bangunan," ucap Fadil.
Sementara itu, ada beberapa tersangka lain yang berperan sebagai staf pejabat pembuat akta tanah (PPAT) hingga berpura-pura menjadi pemilik sertifikat tanah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.