"Yang jelas (bukti-bukti) itu akan saya gunakan di pengadilan. Bahwa ada orang yang bukannya kapok, tapi justru merencanakan untuk mencelakakan korbannya, jadi ini kan cerminan memang mereka itu keterlaluan," kata dia.
Dino pun mengatakan, ancaman yang ia terima lantaran ia aktif mengejar pelaku dan mencari bukti-bukti dukungan.
Menurut Dino, pelaku merasa terpojok dan gelisah lantaran masih ada beberapa kasus lanjutan yang bakal ia ungkap ke publik.
"Orang ini, Topan ini semakin gelisah, karena dia licin sekali. Sudah kena satu kasus, sudah ditahan, kemudian ada dua atau tiga kasus lagi yang akan dibuka dan terus terpojok, sehingga agak gelap mata, dan hasilnya itu, memberikan instruksi itu," ucap dia.
Baca juga: Aturan Terbaru: Kontak Erat, Probable, hingga Positif Omicron Wajib Karantina dan Isolasi Terpusat
Sebagai tindak lanjut, Dino pun telah melapor kepada Polda Metro Jaya terkait ancaman itu.
"Saya sudah ketemu Pak Kapolda, saya sampaikan informasinya, kepada direktur kriminal umum juga sudah saya sampaikan informasinya, termasuk rekaman-rekaman lain, kan ada yang lain bukan hanya itu saja," ujar Dino.
Sebenarnya, perlawanan Dino terhadap mafia tanah yang berupaya merampas tanah milik keluarganya mencuat ke publik pada Februari 2021 lalu.
Hal itu pun ia ungkapkan melalui akun Twitternya, @dinopattidjalal. Pada cuitan Twitter itu ia mengungkapkan, ibunya telah menjadi korban penipuan.
Baca juga: Terdakwa Suap Pajak Angin Prayitno Menangis: Saya Sudah Mengabdi 39 Tahun...
Untuk itu, ia meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Irjen Fadil Imran untuk mengusut kasus mafia tanah.
"Sy mohon perhatian Gubernur @aniesbaswedan+Kapolda Metro utk meringkus SEMUA komplotan mafia tanah yg kiprahnya semakin rugikan + resahkan rakyat. Sy juga harap masyarakat agar berani lawan mafia tanah. Para korban mafia tanah agar bersatu melawan mrk #berantasmafiatanah," tulis Dino melalui akun Twitter-nya.
Dalam twit lainnya, Dino menjelaskan bahwa orangtuanya mengetahui telah menjadi korban mafia tanah setelah sertifikat rumah itu berubah nama kepemilikan. Ia menilai komplotan itu sudah terencana melakukan aksi pencurian sertifikat rumah tersebut.