JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan pentingnya testing (pengetesan), tracing (penelusuran), dan tracking (pelacakan) dalam penanganan pandemi, khususnya setelah virus corona varian Omicron masuk ke Indonesia.
Dicky menjelaskan, meski kasus harian Covid-19 di Indonesia cenderung melandai, namun bukan berarti tidak ada penularan.
Deteksi dini melalui tracing dan tracking merupakan kunci untuk mengetahui kasus-kasus baru yang mungkin terjadi.
Baca juga: Cerita Ridwan Kamil soal Penanganan Pandemi Covid-19 Selama 2021
"Testing, tracing, ini menjadi kunci penting untuk tahu dia probable, termasuk dalam kasus kontak, sehingga intervensi kunci yang sangat vital, yakni isolasi karantina menjadi efektif. Karena orang-orang yang terduga kontak dan membawa virus bisa segera dimasukkan ke program isolasi karantina, bahkan kalau bisa terpadu," kata Dicky ketika dihubungi, Jumat (31/12/2021).
"Inilah yang akan memutus transmisi atau penularan, apa pun variannya. Dan itu keberhasilannya di tracing dan tracking, dan juga dibantu dengan testing itu," jelas dia.
Dicky pun menjelaskan, kasus Covid-19 di Indonesia sebenarnya masih belum terkendali meski angka penularan harian cenderung landai.
Menurut dia, pelaksanaan testing, tracing, dan tracking kasus Covid-19 di Indonesia masih lemah.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia cenderung sulit untuk mengakses testing Covid-19.
"Jadi saya ingin ingatkan, kita masih di dalam level community transmission untuk pandemi, artinya level di mana kasus yang ditemukan pemerintah dan dilaporkan lebih sedikit dari yang ada di masyarakat," jelas Dikcy.
Terkait dengan kasus varian Omicron, saat ini di Indonesia tercatat mencapai 68. Dari angka itu, ada satu kasus Covid-19 varian Omicron transmisi lokal yang pertama kali terdeteksi di Jakarta.
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Kasus Covid-19 Melandai Bukan Berarti Pandemi Terkendali
Dicky menjelaskan, dengan adanya ancaman Omicron, masyarakat yang sudah vaksinasi juga harus tetap waspada.
Terutama pada saat perayaan tahun baru 2022 nanti malam, agar menghindari kerumunan.
"Harus menyadari dampak dari kerumunan keramaian tidak terkendali, yang terjadi di tengah situasi saat ini akan membawa kerugian atau merugikan karena seseorang bisa terinfeksi untuk orang terdekat atau kita sendiri terinfeksi Omicron," kata Dicky.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.