JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa jabatan 2021-2026 Yahya Cholil Staquf mengaku hendak membangun gerakan "menghidupkan" Gus Dur.
Ia ingin masyarakat mengadopsi nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Presiden ke-4 RI itu demi mewujudkan masa depan yang lebih mulia.
Hal itu Yahya sampaikan saat berpidato di Peringatan ke-12 Haul Gus Dur, Kamis (30/12/2021) malam.
"Seluruhnya, mari kita bangun gerakan menghidupkan Gus Dur," kata Yahya.
Baca juga: Ketum PBNU Yahya Staquf Temui Jokowi di Istana Bogor, Ini yang Dibahas
Yahya mengatakan, jika tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan Gus Dur, harus ada 1.000 orang bekerja seperti dia.
Kalau 1.000 orang belum cukup untuk menghadirkan Gus Dur, harus ada sejuta orang untuk bekerja layaknya Gus Dur.
Lantas, jika sejuta orang belum cukup juga, ia ingin mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengadopsi dan mempercayai nilai-nilai dan gerakan yang dulu diperjuangkan oleh Gus Dur.
"Kita punya peluang untuk menghadirkan kembali apa yang dulu pernah dihadirkan oleh Gus Dur apabila kita mengupayakannya bersama-sama," ujar Yahya.
Yahya mengatakan, banyak yang merindukan Gus Dur sejak kepergiannya 12 tahun lalu.
Baca juga: Yahya Staquf Ingin Hidupkan Gus Dur, Ini Maksudnya...
Kehadiran Gus Dur sejatinya masih dibutuhkan di tengah berbagai masalah negara. Sebab, dalam situasi bangsa seperti ini, hanya sedikit figur yang tampil dengan kecerdasan untuk menawarkan jalan keluar seperti Gusdur.
Yahya menambahkan, Gus Dur adalah idealisme dan visi. Idealisme Gus Dur yakni idealisme kemanusiaan inklusif dan universal, yang mengajarkan bahwa manusia harus berpihak kepada sesama tanpa peduli latar belakang.
Baca juga: Humor Cerdas Gus Dur Terkenal hingga ke Jerman
Sementara, visi Gus Dur adalah bergerak untuk mengupayakan transformasi realitas, transformasi masyarakat seluas-luasnya menuju kualitas kehidupan yang lebih baik untuk semua.
"Di tengah-tengah begitu banyak ketidakpastian masa depan, kekalutan, alangkah sedikit yang mampu tampil dengan gerakan-gerakan profetik seperti Gus Dur," kata Yahya.
"Rasanya, tidak ada lagi hari ini seorang manusia yang bisa berperan menggantikan Gus Dur," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.