Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan PP Muhammadiyah Sunanto mengatakan, ada beberapa peran aktif kader Pemuda Muhammadiyah sejak awal pandemi hingga sekarang.
Baca juga: Saat JK Analogikan NU seperti McDonalds, Muhammadiyah Holding Company...
“Pertama, sebagai bagian dari Muhammadiyah. Kami tentunya mengikuti instruksi serta arahan MCCC PP Muhammadiyah dan pemerintah,” ujar laki-laki yang akrab disapa Cak Nanto itu.
Menurutnya, banyak ruang yang dapat diisi oleh pemuda Muhammadiyah untuk mengatasi pandemi. Salah satunya sebagai agen informasi dan edukasi kepada masyarakat, agar tidak terjebak pada informasi keliru mengenai Covid-19.
Peran tersebut dinilai vital, sama pentingnya seperti aktivitas pemuda Muhammadiyah yang selama ini terjun langsung dalam mendistribusikan bantuan sosial masyarakat, maupun melakukan pemulasaran jenazah korban Covid-19.
Cak Nanto berharap, koordinasi pemerintah serta masyarakat ke depan bisa saling menopang dan fokus menangani Covid-19.
Baca juga: Anies: Menangani Covid-19 Jangan Pakai Kosmetik, Harus Kerja Otentik
Hal itu termasuk kolaborasi untuk mendorong percepatan vaksinasi, penegakan disiplin protokol kesehatan (prokes), dan pemulihan ekonomi bagi masyarakat yang paling terdampak.
Adapun prokes yang dimaksud yaitu sesuai himbauan Satgas Penanganan Covid-19 dalam Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama (6M).
Pada kesempatan itu, Ketua IPM Nashir Effendi menyampaikan poin-poin penting aktivitas IPM dalam penanganan Covid-19.
Salah satunya lewat Gerakan Yatim Berdaya. Sasaran program ini adalah pelajar Muhammadiyah yang kehilangan orang tua selama pandemi.
Baca juga: Jengah dengan Pandemi, Ernest Prakasa Akhirnya Bikin Teka-Teki Tika
“Jadi, kami ingin mereka berdaya dan mandiri. Dalam hal ini, kami bekerja sama dengan majelis sosial Muhammadiyah,” ucap Nashir.
Tak hanya itu, lanjut dia, IPM juga berkomitmen mendorong percepatan vaksinasi, terutama untuk anak usia 6-12 tahun.
Tujuan vaksinasi tersebut adalah agar pembelajaran tatap muka (PTM) bisa kembali dengan aman. Bahkan, IPM juga siap menjembatani kebijakan pemerintah agar dapat diterima dan diterapkan oleh pelajar.
Selain vaksinasi, permasalahan perempuan dan anak juga turut mendapatkan porsi.
Baca juga: Menteri PPPA Dorong Peningkatan Akses Fasilitas Kesehatan bagi Perempuan dan Anak
Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah (NA) Dyah Puspitarini menyampaikan, pihaknya fokus pada perempuan dan anak. Sebab, dua keduanya merupakan kelompok yang paling terdampak selama pandemi.
“Aksi tanggap Covid-19 yang dilakukan NA sendiri meliputi pencegahan, penanganan, dan pemulihan,” ucapnya.