Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Gaya Politik PSI yang Terus Sindir Anies Baswedan

Kompas.com - 28/12/2021, 07:39 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa dibilang tidak dapat dipisahkan di mata publik.

Bukan karena hubungan mereka yang harmonis, tetapi karena PSI kerap kali melempar sindiran terhadap Anies di muka umum. Bahkan, Ketua Umum PSI Giring Ganesha pernah menyebut Anies sebagai pembohong.

“Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong, jangan sampai jatuh ke Anies Baswedan. Seorang pemimpin sejati akan berupaya sekeras mungkin untuk menyelamatkan rakyat, menyelamatkan kepentingan yang lebih besar. Seorang pembohong tidak demikian,” kata Giring dalam video yang diunggah akun Twitter PSI, @psi_id, 21 September 2021.

Baca juga: Di Depan Jokowi, Giring Sesumbar PSI Bakal Jadi Oposisi jika Capres yang Politisasi Agama Terpilih

Tidak berhenti di situ, Giring bahkan sempat melempar sindiran serupa di hadapan Presiden Joko Widodo dalam acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 PSI pada Rabu (22/12/2021) lalu.

Meski tidak menyebut nama, Giring menyindir sosok yang pernah dipecat oleh Jokowi yang disebutnya sebagai sosok yang punya rekam jejak mempolitisasi agama.

Sebagaimana diketahui, pada pertengahan 2016 silam Jokowi mencopot Anies dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Setelah lengser, Anies maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan terpilih.

Baca juga: Kesal Birokrasi Lambat Atasi Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Ambil Pistol, Tembak Gemboknya!

"Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang mempunyai rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam Pilkada,” kata Giring.

“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” kata dia menambahkan.

Giring mengaku, PSI tak akan berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara, termasuk memperalat agama, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, dan menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik.

Baca juga: Kiai Said Aqil Siradj Beyond PBNU

Giring pun sesumbar partainya siap menjadi oposisi jika figur itu terpilih menjadi presiden.

“Tapi, Pak, bila kelak, amit-amit, skenario buruk terjadi dan kandidat yang punya rekam jejak politisasi agama menang Pilpres, Pak, PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang telah kami buktikan di Jakarta hari ini,” kata Giring bersemangat.

Plt. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Giring Ganesha usai wawancara program Beginu di Kantor DPP Partai PSI, Jakarta, Senin (15/3/2021). KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Plt. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Giring Ganesha usai wawancara program Beginu di Kantor DPP Partai PSI, Jakarta, Senin (15/3/2021).

Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka enggan menyebutkan figur yang disinggung oleh Giring. Menurut dia, hal itu berpulang kepada penafsiran publik.

Namun demikian, menurut Isyana, pernyataan Giring itu disampaikan lantaran PSI tidak ingin persatuan Indonesia terkoyak.

Sebab, saat ini, banyak orang menghalalkan segala cara dalam berpolitik. Banyak yang ingin berkuasa meski tak peduli merusak hubungan satu sama lain.

Baca juga: Kontroversi Giring Ganesha: Singgung Pemolitisasi Agama Hingga Berambisi Nyapres

"Itulah sebabnya Bro Giring dalam pidatonya menegaskan bahwa Indonesia akan terancam jika kelak pengganti Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam Pilkada," kata Isyana.

Mencari suara

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpandangan, gaya berpolitik Giring yang kerap menyindir Anies merupakan strategi PSI untuk merebut suara dari kelompok yang tidak menyukai Anies.

"Menyerang Anies terus mungkin karena dendam kekecewaan kekalahan Ahok oleh Anies di Pilkada 2017 yang lalu. Yang diincar PSI pemilih yang tak suka dengan Anies," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/12/2021).

Namun, menurut Ujang, hal itu tidak cukup untuk meningkatkan elektabilitas PSI pada Pemilihan Umum 2024 mendatang karena masih ada sejumlah faktor lain yang menentukan.

Baca juga: Giring Sindir Sosok Pemolitisasi Agama hingga Figur yang Dipecat Jokowi, Siapa yang Dimaksud?

"Mungkin hajar dulu, serang dulu agar mendapatkan banyak pemberitaan luas. Ke depannnya mungkin akan gunakan strategi lain. Bisa dengan cara melakukan gaya politik yang santun," kata dia.

Bahkan, Ujang menilai, gaya politik Giring itu justru dapat menjadi bumerang bagi PSI karena mempraktikkan politik permusuhan, bukan politik kesantunan.

Ia mengatakan, Giring semestinya menyampaikan ide dan gagasan untuk Indonesia, bukan terus menerus menyerang lawan politiknya yang dapat membuat orang tak simpatik.

Baca juga: KPK: TNI Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Helikopter AW-101

"Jika di mata publik dikenal dengan sesuatu yang negatif, bisa saja rakyat tak akan simpati pada Giring dan PSI, yang membuat elektabilitasnya biasa-biasa saja," kata Ujang.

Pendapat serupa dikemukakan oleh pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio yang menilai gaya politik Giring justru tidak disukai oleh anak-anak muda, kelompok yang menjadi pangsa pasar bagi PSI.

"Sangat disayangkan, tidak pantas sebuah partai politik dan seorang ketum partai politik melakukan komunikasi politik negatif seperti itu di depan presiden pula," kata Hendri.

Senada dengan Ujang, Hendri berpandangan PSI sengaja sering melempar sindiran kepada Anies karena mengincar ceruk pemilih yang tidak suka dengan Anies.

Namun, Hendri menyebutkan, ceruk pemilih pendukung Ahok merupakan ceruk yang sama dengan pemilih Jokowi.

Menurut dia, di situlah tantangan bagi PSI karena ceruk tersebut sudah dipenuhi oleh partai-partai pendukung pemerintah yang lebih dahulu berkiprah di dunia politik dan memiliki sayap partai yang mengincar suara kelompok muda.

"Semuanya punya sayap pemuda, semuanya punya sayap milenial. Jadi ini bukan tanpa pangsa pasar ini milenial, semua partai politik punya," kata Hendri.

Oleh sebab itu, Hendri menyarankan agar PSI mengubah gaya politiknya, tidak hanya dengan sekadar menyerang lawan politik mereka.

"Mereka sebetulnya kan isinya adalah anak muda yang sebetulnya bisa lebih punya selling point ketimbang menyerang Anies Baswedan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Nasional
Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Nasional
DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

Nasional
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Nasional
Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-'bully'

Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-"bully"

Nasional
Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Nasional
Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com