JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Masdalina Pane mengatakan, vaksin Covid-19 dosis lengkap dapat membantu meringankan gejala penyakit ketika seseorang terjangkit virus SARS-CoV-2.
Dengan demikian, vaksin dapat menekan angka kematian akibat Covid-19, sehingga layanan fasilitas kesehatan pun tidak kolaps.
"Vaksinasi walaupun yang sudah divaksin lengkap masih bisa terinfeksi, tetapi setidaknya gejalanya tidak berat, sehingga angka kematian tetap terkendali dan faskes tidak overload," ujar Masdalina saat dihubungi, Senin (27/12/2021).
Baca juga: Hoaks Istilah Delmicron, Epidemiolog: Konspirasi antara Varian Delta dan Omicron
Karena itu, dia mendorong pemerintah untuk terus mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19.
Menurut Masdalina, jika berdasarkan jumlah penduduk, maka baru 41 persen masyarakat yang menerima vaksin dosis lengkap.
"Padahal targetnya 70 persen. Bukannya dikejar, malah angkanya dimain-mainin, denominatornya malah target vaksin, bukan jumlah penduduk," tuturnya.
Selain vaksin, beberapa teknik pengendalian wabah penyakit yang mestinya dilakukan pemerintah, antara lain, menutup pintu masuk dari negara-negara dengan kasus yang tinggi. Kemudian, melakukan karantina di pintu masuk, bahkan memperpanjang hari karantina.
Baca juga: Benarkah Pandemi Covid-19 di Indonesia Sudah Terkendali? Ini Kata Epidemiolog
Berikutnya, meningkatkan surveilans epidemiologi di berbagai tingkat, memperkuat tindakan pencegahan dengan protokol kesehatan, dan melakukan upaya pelacakan, pengetesan, pengobatan (tracing, testing, treatment/3T) dengan masif dan disiplin.
Dari sejumlah teknik pengendalian wabah itu, Masdalina berpendapat pemerintah belum maksimal dalam meningkatkan surveilans di berbagai tingkat dan mempercepat vaksinasi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.