JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla bercerita tentang bencana alam gempa dan tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004.
Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI mengungkapkan, ia menerima laporan dari salah satu ajudannya bahwa terjadi gempa di Aceh.
Namun, saat itu itu informasi yang diterima tidak begitu jelas dan lengkap.
Baca juga: Kesal Birokrasi Lambat Atasi Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Ambil Pistol, Tembak Gemboknya!
Kalla pun mencoba menelepon Gubernur Aceh yang saat itu menjabat, yaitu Azwar Abubakar. Namun, ternyata Azwar tengah berada di Jakarta untuk menghadiri suatu acara.
"Saya minta telepon panglima (TNI), kapolda, semuanya tidak ada hubungan sama sekali. Ini jadi pertanyaan, ada apa di Aceh? Sampai saya telepon Gubernur Sumatera Utara juga tidak tahu, walaupun terasa sampai ke Medan gempa itu," ujar Kalla dalam acara "17 Years of Tsunami Aceh: Global Solidarity For Humanity and Sustainable Development-An Aceh Model oleh Diaspora Global Aceh", Minggu (26/12/2021).
Pagi itu, Kalla mesti menghadiri acara halalbihalal. Ia pun meminta acara dimulai lebih awal.
Menurut Kalla, saat itu semua tamu undangan yang hadir sudah mengetahui perihal bencana alam di Aceh, tetapi tidak ada kejelasan.
"Semua sudah mengetahui tapi tidak ada penjelasan. Semua pada ikut tegang dan saya minta acara dipercepat satu jam," ucap dia.
Baca juga: 55 Relawan PMI Meninggal Dunia Selama Pandemi Covid-19 dan Ucapan Terima Kasih Kalla
Setelah acara, Kalla meminta Sofyan Djalil yang kala itu menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika segera berangkat ke Aceh.
Kalla meminta Sofyan melaporkan kepada dirinya tentang apa yang terjadi di Aceh.
Kemudian pada siang harinya, ia menerima laporan jumlah korban jiwa yaitu 80 orang. Pada sore hari, korban jiwa bertambah menjadi 200 orang.
Ia akhirnya berangkat ke Aceh keesokan harinya pada 27 Desember.
"Saya berangkat ke sana ternyata waktu itu diperkirakan (jumlah korban) 10.000 orang. Saya laporkan kepada Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) yang saat itu di Papua, bahwa korban kurang lebih 10.000 orang. Padahal kemudian kita tahu jumlahnya lebih dari 200.000 (jiwa)," ujar dia.
Di Aceh, Kalla melihat jenazah-jenazah korban. Ia pun menangis. "Waktu itu di mana-mana mayat bergelimpangan dan saya menangis melihat suasana seperti itu," ucap dia.
Baca juga: 7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton
Sebagai Wapres sekaligus Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas), Kalla bertanggung jawab untuk mengatasi dan memimpin pemulihan bencana di Aceh.
Ia menuturkan, langkah pertama yang diambil saat itu adalah tanggap darurat, yaitu dengan menyiapkan tempat tinggal sementara (shelter), menyediakan makanan, dan menyediakan layanan kesehatan bagi korban terdampak bencana.
Selanjutnya, pemerintah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. "Itulah hal-hal yang tentu bagi saya suatu ingatan yang tidak akan lepas," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.