Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

Kiai Said Aqil Siradj "Beyond" PBNU

Kompas.com - 27/12/2021, 07:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Atau bak Shri Kresna menyiasati kemenangan Pandawa. Semua strategi perang, dia ajarkan. Dengan manhaj tersebut, pihak Pandawa memetik kemenangan demi kemenangan, dari hari pertama hingga hari ke-18 Perang Bratayudha.

Kisah dalam Mahabharata itu adalah bagian dari kerusakan alam semesta, sehingga Kresna wajib menjaganya dengan memenangkan Pandawa di padang muktamar Kurushetra.

Atau contoh yang lebih legendaris di dunia NU dan pesantren adalah kisah Mbak Cholil Bangkalan yang memberi restu dan doa kepada Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Si Mbah memberi isyarat dengan tongkat dan tasbih yang dikirimkan lewat KHR As'ad Syamsul Arifin.

Kalau "berambisi" ingin jadi rais akbar pertama, bisa jadi Mbah Cholil minta pendirian NU dilakukan sebelum wafat di usia105 tahun, pada 29 Ramadhan 1341 H atau 14 Mei 1923 M. Buktinya, tiga tahun kemudian, yakni 1926, NU baru lahir.

Energi Kiai Said

"Kurushetra" NU sudah usai, tapi energi Kiai Said sulit diukur. Perolehan suaranya di muktamar yang berada hanya satu digit di bawah Gus Yahya, menunjukkan betapa sangat kuatnya ahli tasawuf ini.

Kalau tidak karena desakan regenerasi, tak akan mudah bagi Gus Yahya menggerus suara dukungan pada Kiai Said. Namun, tahun-tahun pengabdian Kiai Said yang panjang di Tanfidziyah dan Syuriyah, telah membantu Gus Yahya bisa mengenal lebih dalam kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan sang "lawan."

Dengan modalitas ini semua, sosok Kiai Said, beyond kepemimpinannya selama dua periode di PBNU. Ia butuh institusi "lanjutan" agar energinya yang melimpah tetap termanfaatkan untuk bangsa.

Setelah khidmah sekian lama di jam'iyyah ijtima'iyah, institusi penjaga moral dan ifta akan sangat beruntung jika menimba keilmuan Kiai Said. Lembaga yang merepresentasi semua ormas Islam.

Ketika paham dan praktek keagamaan Islam transnasional masuk Indonesia seperti air bah, Kiai Said adalah tokoh nasional berkelas internasional yang berdiri di garda terdepan.

Dengan lugas, Kiai Said menghadapi mereka. Bagi sementara kalangan, berurusan dengan Kiai Said membutuhkan keberanian ekstra. Dia sangat menguasai sejarah pemikiran dan mazhab dalam Islam. Doktor akidah dan filsafat dari Umm Quro Mekkah.

Tak hanya soal agama, dia diketahui sering terlibat dalam gerakan antidiskriminasi dan berjuang bersama tokoh-tokoh lintas agama. Karena integritasnya, pengasuh pesantren luhur At Tsaqafah ini, pernah duduk sebagai komisioner Komnas HAM.

Kiai Said juga merupakan anggota di TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) kerusuhan Mei 1998. Bahkan, dalam satu dekade terakhir, dialah salah seorang tokoh paling berpengaruh di dunia Islam.

Di mana bisa diharapkan Kiai Said melanjutkan perannya? Menimbang kapasitas kepemimpinan, otoritas keilmuan serta pengalamannya dalam urusan agama dan pemeluknya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa menjadi pelabuhan Kiai Said setelah PBNU.

Sebagai majelis yang, antara lain, berfungsi sebagai rumah fatwa alias daarul ifta, MUI akan sangat beruntung jika bisa memiliki sosok seperti Kiai Said yang alim allamah.

Menggantikan Kiai Mif

Kalau wacana tidak rangkap jabatan yang dilontarkan tim ahwa pemilihan Rais Aam PBNU bisa dilaksanakan, maka terbuka peluang Kiai Said duduk sebagai Ketua Umum MUI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Nasional
Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Nasional
Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Nasional
Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com