Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Banyak yang Prediksi Muktamar NU Akan Panas, tetapi Berakhir Damai

Kompas.com - 24/12/2021, 21:12 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menutup Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung, Jumat (24/12/2021).

Dalam pidato penutupannya, Ma'ruf mengaku bersyukur lantaran Muktamar NU ditutup dengan damai.

"Pada sore hari ini tidak ada saya kira kalimat yang pantas untuk kita ucapkan kecuali Alhamdulillah karena Muktamar NU telah berakhir dengan damai dan tenteram," kata Ma'ruf dalam tayangan YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: Tutup Muktamar ke-34, Wapres Sebut NU Mitra Pemerintah dalam Membangun Bangsa

Menurut Ma'ruf, sebelumnya banyak yang mengira bahwa Muktamar NU bakal berjalan panas. Namun, rupanya kekhawatiran itu tak terbukti.

"Memang banyak orang memperkirakan Muktamar ini akan panas, akan terjadi goncangan-goncangan, tetapi Alhamdulillah ternyata Muktamar ini dapat landing dengan damai, dengan aman, dan baik sekali," tutur dia.

Ma'ruf mengatakan, damainya Muktamar ini karena NU merupakan organisasi berpengalaman dan dikendalikan oleh "pilot-pilot" andal.

Dengan begitu, situasi segawat apa pun dapat diatasi dengan baik dan akhirnya menyenangkan.

"Hasil ini bagi pemerintah ini sangat menggembirakan, sangat menyenangkan," kata dia.

Baca juga: Ketua DPR Harap Gus Yahya Dapat Jadikan NU Benteng Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI

Ma'ruf pun menilai, NU merupakan mitra pemerintah yang paling setia dalam membangun bangsa.

Sebagaimana yang sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo, kata dia, NU tidak pernah berhenti bekerja bersama pemerintah dalam membangun bangsa.

Banyak warga NU yang telah berjasa bagi Indonesia sejak sebelum, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.

"NU tidak pernah absen, bahkan NU sejak dahulu kalau pemerintah, negara memerlukan, NU menyediakan, menyiapkan merelakan putra-putrinya untuk duduk di dalam jajaran pemerintahan Republik Indonesia," kata Ma'ruf.

Baca juga: Saat M Nuh Tak Kuasa Tahan Tangis Kala Mengenang Insiden Muktamar NU 2015, Apa yang Terjadi?

Muktamar ke-34 NU menetapkan Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) periode 2021-2026.

Yahya terpilih setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara.

Pemilihan Ketua Umum PBNU melalui serangkaian proses yang panjang dengan metode voting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com