"Banyak sekali dari mereka yang tidak berani speak up, ketakutan, karena korbannya dikriminalisasi seperti Rachel (Vennya). Padahal pekerja migran ini korban praktik koruptif aparat, yang sering disebut oknum. Orangnya banyak, kok oknum terus," kata Anis.
"Nampaknya kalau dilihat, kasus ini biasa terjadi di Wisma Atlet. Negosiasi harga, pungli, pemalakan, seperti kasus selebgram beberapa waktu lalu," ujar dia.
Masalah tata kelola
Anis menjelaskan, maraknya aksi pungutan yang dialami oleh para pekerja migran menunjukkan ada permasalahan tata kelola pada Satgas Covid-19 serta kementerian/lembaga terkait.
Baca juga: Ironi Kelakuan Wisatawan dari Luar Negeri, Minta Karantina Gratis tetapi Berpenampilan Glamor
Ia mengatakan, tidak ada yang mengontrol terkait arus jumlah PMI yang pulang ke Indonesia dan ketersediaan tempat di Wisma Atlet yang menimbulkan ketidakpastian bagi para pekerja migran tersebut.
Ia pun mengatakan, hingga saat ini tidak pernah dilakukan evaluasi yang melibatkan masyarakat sipil dalam tata kelola karantina para pekerja migran.
"Nah selama ini tidak ada evaluasi, seharusnya, setiap tiga bulan sekali, atau setiap ada kasus ada evaluasi. Evaluasi ini tidak dilakukan selama ini. Tidak pernah melibatkan masyarakat sipil dalam evaluasi tata kelola karantina," ujar Anis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.