JAKARTA, KOMPAS.com - Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan digelar pada Rabu hari ini hingga Kamis, 22-23 Desember 2021 di Lampung.
Muktamar ke-34 NU akan digelar dengan sejumlah agenda, di antaranya pemilihan Ketua Umum dan Rais Aam PBNU.
Siapa pun yang terpilih menduduki jabatan tersebut diharapkan mampu melakukan regenerasi di tubuh NU.
NU merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Ormas ini didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926.
Pembentukan NU tak bisa lepas dari peran sejumlah ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
Baca juga: Profil Said Aqil Siradj, Petahana yang Kembali Calonkan Diri dalam Muktamar ke-34 NU
Pendirian organisasi ini bermula dari dibentuknya kelompok-kelompok diskusi oleh sejumlah ulama.
Mengutip laman resmi NU, pada tahun 1914 KH Wahab Chasbullah mendirikan kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran. Ada juga yang menyebutnya Nahdlatul Fikr atau kebangkitan pemikiran.
Organisasi yang bertujuan memberikan pendidikan sosial-politik kaum santri itu lantas berkembang ke sejumlah kota di Indonesia.
Dua tahun setelahnya atau pada 1916, para kiai pesantren mendirikan Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air. Ini merupakan organisasi pergerakan untuk melawan penjajahan Belanda.
Kemudian, pada tahun 1918 didirikan Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar, organisasi untuk pedagang di era kolonial.
Baca juga: Profil Singkat Yahya Cholil Staquf, Calon Terkuat Ketum PBNU Pesaing Said Aqil
Setelah muncul beberapa organisasi ini, muncul insiatif untuk menggabungkannya. Tujuannya supaya organisasi lebih kuat dan cakupannya lebih luas.
Penggabungan ini juga merespons banyaknya masalah agama, mazhab, sosial, dan kebangsaan yang berkembang di masyarakat.
Akhirnya, disepakati berdirinya "Nahdlatul Ulama" atau "Kebangkitan Ulama" pada 31 Januari 2016. Kala itu KH Hasyim Asy'ari dipercaya sebagai Rais Akbar.
Dengan kata lain, NU adalah lanjutan dari komunitas dan organisasi-organisasi yang telah berdiri sebelumnya, namun dengan cakupan dan segmen yang lebih luas.
Hingga kini 95 tahun berdiri, NU telah berkembang pesat dengan jejaring pesantren, sekolah, universitas, dan rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.