Capres Lo Lagi, Lo Lagi
Oligarki partai politik membawa dampak serius. Menurut Ujang, hal ini berujung pada pembajakan demokrasi.
Tak bisa dihindarkan bahwa oligarki menghambat regenerasi. Bahkan, minimnya figur calon presiden juga buah dari kuatnya oligarki partai politik di Tanah Air.
"Demokrasi dibajak dan dikebiri. Akhirnya demokrasi hanya ada di atas kertas, tak betul-betul terimplementasikan dalam kehidupan bernegara," kata Ujang.
"Capres yang L4, lo lagi lo lagi," tuturnya.
Ujang menilai, sulit untuk menghindari cengkraman oligarki. Sistem ini hanya bisa diakhiri jika seluruh kader partai bersedia membangun partai modern dan bersifat meritokrat.
Baca juga: Gerindra Singgung Ketum Partai Karbitkan Anak, Demokrat: Kami Sudah Punya Lima Ketua Umum
Lebih jauh lagi, Feri Amsari berpandanga , oligarki partai bisa berujung pada korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini bertentangan dengan prinsip NKRI menjadi negara demokratis.
Menurut Feri, oligarki partai dapat diakhiri jika seluruh anggota partai punya komitmen.
"Benahi 5 hal, pemilihan ketua harus demokratis dan dibatasi masa jabatannya, pemilihan kandidat legislatif/presiden/kepala daerah ditentukan kader," kata Feri.
"Tata ulang relasi pengurus pusat dan daerah partai, sengketa internal dibenahi, dan keuangan partai yanf transparan dan terbuka," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.