Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omicron Sudah Masuk, Perlukah Penyekatan pada Masa libur Natal dan Tahun Baru?

Kompas.com - 21/12/2021, 09:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan sudah mengonfirmasi tiga kasus Covid-19 varian Omicron berdasarkan hasil WGS. Semuanya menjalani karantina di Wisma Atlet, Jakarta.

Kasus pertama adalah petugas kebersihan Wisma Atlet, lalu dua lainnya merupakan pelaku perjalanan dari Amerika Serikat dan Inggris, dua negara yang sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat varian tersebut.

Terbaru, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengonfirmasi bahwa sejauh ini sudah ada 60 orang kontak erat dari tiga kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Baca juga: Simak Ketentuan Perjalanan pada Libur Natal dan Tahun Baru, Akan Ada Tes Covid-19 Acak

Sebanyak 60 orang ini diketahui berstatus positif Covid-19, tetapi butuh pemeriksaan lanjutan, yaitu whole genome sequencing (WGS), untuk mengetahui apakah mereka juga tertular virus SARS-CoV-2 varian Omicron atau tidak.

"Ada di Wisma Atlet. Mereka bergejala ringan dan tidak bergejala," ujar Nadia kepada Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Hasil WGS kemungkinan baru terbit dalam tempo lebih kurang satu pekan, tergantung oleh sejumlah faktor lain, seperti ketersediaan laboratorium, sumber daya manusia, dan kualitas spesimen yang diperiksa.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, menduga bahwa virus SARS-CoV-2 varian Omicron sudah “bocor” di sejumlah wilayah di Indonesia, bukan hanya di Jakarta sebagaimana yang saat ini telah dikonfirmasi Kementerian Kesehatan.

Baca juga: PMI Telantar di Bandara, Pemerintah Diminta Buka Lagi Tempat Karantina Terpusat

Bali menjadi salah satu tempat yang diduga telah terjadi penyebaran virus corona varian Omicron.

“Tidak (hanya di Jakarta)-lah. Bandara-bandara yang dibuka kan di Jakarta, Medan, Surabaya, Batam, Bali,” kata Miko mengambil contoh, saat dihubungi Kompas.com pada Senin (20/12/2021) pagi.

“Saya yakin di Bali juga sudah ada. Kan Australia meningkat, bahkan kasus hariannya, bayangkan saja, tadinya sembilan lalu sekarang 4.000. Itu pasti karena Omicron. Amerika banyak (kasus Omicron). Inggris juga banyak. Bali pasti bocor,” jelasnya.

Miko menilai bahwa pemerintah tidak serius menghadapi ancaman varian Omicron. Hal ini terbukti dari lambatnya pemeriksaan WGS kasus varian Omicron di seluruh Indonesia.

Lambatnya deteksi ini membuat pemerintah tidak dapat memetakan wilayah dengan temuan kasus Omicron dengan akurat.

Baca juga: Varian Omicron Mungkin Membuat Pengobatan Covid-19 Kurang Efektif

Padahal, menjelang libur Natal dan Tahun Baru, Miko menilai pemerintah perlu membuat penyekatan ke wilayah-wilayah dengan temuan kasus Omicron guna menghindari lonjakan kasus Covid-19 setelahnya.

Menurut dia, varian ini akan berbahaya bagi kota dan kabupaten yang cakupan vaksinasi Covid-19-nya masih rendah, terutama bagi lansia.

“Jadi menurut saya sih, kebocoran ini sudah banyak. Sebentar lagi juga akan ada berita menarik,” tambah Miko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com