Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Forum Nasional Stunting 2021, Wapres Ma'ruf Minta Daerah Kuatkan Komitmen Penurunan Stunting

Kompas.com - 14/12/2021, 21:04 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Dalam jangka panjang, kegagalan tumbuh kembang ini akan bersifat permanen jika tidak ditangani sedini mungkin.

Apalagi jika mengingat status Indonesia masih berada di urutan keempat dunia dan urutan kedua di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting.

Meskipun prevalensi stunting ini sudah menurun dari 37.2 persen pada 2013 (Riskesdas) menjadi 27,67 persen pada 2019 (SSGBI), angka tersebut menunjukkan masih ada 1 dari 4 anak balita Indonesia, atau lebih dari 8 juta anak, mengalami stunting.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.

Mendukung komitmen ini, pada 2021 Pemerintah Indonesia menerbitkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 yang merupakan petunjuk pelaksanaan bagi kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan upaya percepatan penurunan stunting yang terintegrasi.

Baca juga: Wapres Minta Pemenuhan Gizi Anak Cegah Stunting Manfaatkan Kearian Lokal

Jokowi juga menunjuk Kepala BKKBN menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.

Program nasional itu pun membutuhkan berbagai macam konsep, seperti pentaheliks untuk pembangunan-kolaborasi yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media.

Oleh karena itu, melalui Forum Nasional Stunting 2021 kerja sama Tanoto Foundation dan BKKBN diharapkan menciptakan momen untuk mengikatkan kembali komitmen dan sebagai aksi bersama untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Pencegahan stunting

Pada kesempatan ini, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya berusaha menekan stunting mencapai 14 persen pada 2024.

“BKKBN beberapa bulan yang lalu sudah membuat terobosan atau inovasi untuk penurunan stunting, yaitu membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), jadi stunting itu dimulai dari keluarga, pendekatan melalui keluarga dimana tim pendamping keluarga itu ada tiga unsur, yaitu dari kesehatan atau bidan, Tim Penggerak PKK, dan kader-kader yang ada di daerah,” ucapnya.

Baca juga: Cegah Stunting, Ini “4 Terlalu” yang Perlu Dihindari oleh Calon Ibu

Selain itu, Hasto juga mengajak calon pengantin mendaftarkan diri di Kantor Urusan Agama (KUA) tiga bulan sebelum melakukan pernikahan.

“Kita bekerja sama dengan Kementerian Agama agar melihat data-data dari calon pengantin tersebut apakah memang sudah sehat dan memenuhi syarat kesehatannya, apakah tidak ada yang namanya kurang darah dan sebagainya,” jelasnya.

Dia menyebutkan, bagi calon pengantin yang ingin melaksanakan pernikahan tapi belum sehat tetap bisa melaksanakan akad nikah.

“Tetapi jika dideteksi ternyata kurang sehat, maka diharapkan ditunda dulu kehamilannya. Harapannya begitu hamil dan melahirkan diharapkan anaknya sehat,” harapnya.

Hasto menjelaskan, banyak perempuan yang tidak menyadari dirinya hamil, sehingga ketika datang ke dokter ternyata sudah hamil tiga bulan.

Baca juga: Gus Halim: Penanganan Stunting Jadi Salah Satu Tujuan Pokok SDGs Desa

Halaman:


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com