Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah, Pesawat F-16 Bergabung ke Skadron Udara 3 Madiun

Kompas.com - 13/12/2021, 12:39 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 13 Desember menjadi momen bersejarah bagi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

Tepat 32 tahun lalu atau 1989, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon bergabung dengan Skadron Udara 3.

Pesawat tersebut menggantikan OV-10 F Bronco yang pindah ke Skadron Udara 1 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Peresmian bergabungnya F-16 ke Skadron Udara 3 dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-9 Marsekal Oetomo.

Merujuk unggahan di akun Instagram TNI AU, @militer.udara, peresmian itu merupakan tindak lanjut dari Keputusan KSAU Nomor: Kep/06/11/1988 tanggal 16 Febuari 1988 tentang penetapan Pesawat F-16 masuk Skadron Udara 3 dengan Pangkalan Induk Land Iswahjudi.

"Dengan surat keputusan tersebut, maka Skadron Udara 3 yang berada di Lanud Abdulrachman Saleh kemudian berpindah ke Lanud Iswahjudi," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma Indan Gilang Buldansyah, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Kala KSAU dan Pimpinan Tertinggi AU Singapura Bertemu di Udara dengan 9 Pesawat F-16

Skadron Udara 3 dibentuk pada 1951 yang diperkuat pesawat pemburu P-51 Mustang dan bermarkas di Pangkalan Udara Cililitan (sekarang Lanud Halim Perdanakusuma).

Kemudian, pada 1959 Skadron Udara 3 pindah ke Laud Abdulrachman Saleh, Malang.

Selanutnya, pada 1976, Pesawat P-51 Mustang yang menjadi kekuatan Skadron Udara 3 diganti dengan Pesawat OV-10 Bronco.

Tahun 1990, Skadron Udara 3 pindah kembali ke Land Iswahjudi Madiun dengan dikeluarkannya Keputusan KSAU Nomor 22/XIN/1990.

Danskadron udara 3 Letkol Pnb Agus Dwi A mengucapkan dirgahayu ke 76 RI di ketinggian 1.000 kaki. Delapan pesawat F-16 Fighting Falcon tergabung dalam “Garuda Flight” menyuguhkan manuver bomb burst tepat diatas Istana Kepresidenan Jakarta dalam upacara pengibaran bendera peringatan HUT ke 76 RI di istana merdeka.KOMPAS.COM/DOK LANUD ISWAHJUDI Danskadron udara 3 Letkol Pnb Agus Dwi A mengucapkan dirgahayu ke 76 RI di ketinggian 1.000 kaki. Delapan pesawat F-16 Fighting Falcon tergabung dalam “Garuda Flight” menyuguhkan manuver bomb burst tepat diatas Istana Kepresidenan Jakarta dalam upacara pengibaran bendera peringatan HUT ke 76 RI di istana merdeka.

Perkembangan kekuatan udara

Dikutip dari Kompaspedia, kekuatan militer suatu negara juga dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan udaranya, terutama pesawat. Baik pesawat yang dimiliki oleh angkatan udara, laut, maupun darat.

Kekuatan udara tersebut terdiri dari pesawat tempur, pesawat untuk serangan darat, pesawat angkut, pesawat latih, pesawat intai dan misi khusus, helikopter, hingga helikopter tempur.

Selain itu, pesawat latih juga dianggap sebagai faktor pendukung kekuatan militer udara karena mampu digunakan untuk berbagai keperluan.

Sementara, pesawat angkut merupakan kekuatan militer udara sebagai pengangkut pasukan dan peralatan perang di suatu negara.

Baca juga: Dari Ketinggian 1.000 Kaki, 8 Pesawat F-16 TNI AU Ucapkan Selamat HUT Ke-76 RI

Kekuatan udara juga didukung oleh kepemilikan helikopter karena helikopter memiliki fleksibilitas dibandingkan dengan pesawat jet maupun baling-baling depan.

Pada 2020, kekuatan pertahanan udara Indonesia berjumlah 462 pesawat yang terdiri dari 41 pesawat tempur, 39 pesawat serangan khusus, 54 pesawat angkut, 109 pesawat latih, 5 pesawat intai dan misi khusus, 177 helikopter, serta 16 helikopter tempur.

Dengan jumlah tersebut, kekuatan udara Indonesia menempati urutan ke-28 di dunia, tertinggi di Asia Tenggara.

Akan tetapi, khusus untuk jumlah kepemilikan pesawat tempur, Indonesia berada di urutan ke-48, di bawah beberapa negara ASEAN. Misalnya, Singapura (22), Vietnam (28), Thailand (30), dan Myanmar (36).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com