JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menghadiri pertemuan ASEAN-G7 Foreign and Development Ministers Meeting secara virtual, Minggu (12/12/2021) malam.
Dalam kesempatan itu ia menyoroti masih tingginya kesenjangan vaksinasi antara negara maju dan berkembang.
Melihat situasi tersebut, Retno mendorong negara-negara G7 ikut berperan mempersempit kesenjangan itu.
Baca juga: Indonesia Terima Vaksin AstraZeneca dan Pfizer lewat Jalur Covax
"Antara lain dengan memastikan kesetaraan akses dan memperkuat rantai pasok kesehatan global, termasuk melalui TRIPS waiver untuk mendukung produksi vaksin lokal dan solusi medis kritikal," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube MoFA Indonesia.
Retno juga menyinggung diskusi dalam pertemuan COVAX AMC-EG yang ia pimpin pekan lalu. Dalam diskusi tersebut disampaikan bahwa pencapaian vaksinasi global masih jauh dari target.
Negara-negara AMC baru menerima 505 juta dosis atau 53 persen dari target 2021 sebesar 950 juta dosis.
Adapun negara AMC adalah negara-negara yang akan memperoleh akses vaksin Covid-19 sebesar 20 persen dari populasi total negaranya.
Menurut Retno, hal ini disebabkan oleh 3 hal. Pertama, kelangkaan suplai karena ketidaksetaraan akses terhadap produksi dan distribusi vaksin.
Kedua, kurangnya kapasitas penyerapan negara-negara penerima, dan terakhir masa kadaluwarsa vaksin yang singkat.
"Namun, berita baiknya adalah COVAX AMC telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 10,9 miliar dollar Amerika Serikat atau 17 persen lebih banyak dibanding target 2021 yang sebesar 9,3 miliar dollar AS," ujar Retno.
Dalam pertemuan itu Retno juga menyampaikan ihwal penanganan pandemi virus corona. Menurut dia, setidaknya ada dua hal yang harus menjadi fokus dunia untuk bangkit dari pandemi.
Pertama, memperkuat dukungan finansial terhadap kesiapsiagaan pandemi. Retno mengatakan, negara berkembang memerlukan dukungan finansial yang lebih berkelanjutan dan tidak sekedar ad-hoc.
Isu dukungan finansial ini, kata dia, akan menjadi salah satu prioritas Presidensi Indonesia di G20.
"Dan oleh karena itu Indonesia berharap agar G20 Joint Finance-Health Task Force dapat berhasil dalam menjajaki modalitas bagi terciptanya mekanisme dukungan yang lebih baik," ujar Retno.
"Pada saat saya berbicara mengenai G20 Joint Finance-Health Task Force ini banyak sekali negara G7 yang memberikan dukungannya secara langsung," tuturnya.