Dakwah tentang muamalah, kata dia, bisa dikaitkan dengan pentingnya mendorong semangat berwirausaha.
Ia pun meminta MUI menyampaikan bahwa ekonomi tidak eksklusif, tetapi terbuka atau inklusif. Kalla menuturkan, dagang dengan dasar agama sulit sebab harus bekerja sama dengan banyak orang.
Jika menggunakan cara eksklusif, maka perekonomian umat justru akan mundur. Termasuk, jika membuat industri-industri yang mengarah pada halal.
Terkait hal ini, Kalla mencontohkan, saat melakukan umrah beberapa waktu lalu, salah satu supermarket terbesar di Arab Saudi menjual barang-barang yang 90 persen adalah buatan Cina.
“Itu artinya, perdagangan itu tidak pilih-pilih agama. Jika pilih-pilih agama, mestinya Arab Saudi mengutamakan produk Indonesia karena mayoritas umat Islam,” kata Kalla.
“Jadi saat ini dagang itu kuncinya bersaing pada tiga, yakni lebih baik, lebih cepat, lebih murah. Karena Cina bisa melakukan itu, maka ekonomi kita tidak bisa melawannya. Jadi kunci utamanya yang harus kita dorong adalah kerja keras,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.