JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti tingginya ketimpangan vaksin Covid-19 di Afrika.
Menurut dia, ketimpangan ini harus menjadi perhatian dunia menyusul munculnya varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron di benua tersebut.
"Kita ketahui Omicron muncul dari Benua Afrika atau Afrika Selatan yang vaksinasi ratenya baru 24 persen dan seluruh Afrika baru rata-rata 7 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers Sherpa Meeting Presidensi G20, Selasa (7/12/2021).
Baca juga: Menko Airlangga: Kemunculan Varian Omicron Bukti Akses Vaksin di Dunia Tak Merata
Airlangga mengatakan, ketimpangan vaksin sangat terlihat antara negara maju dan berkembang. Hal ini bisa menyebabkan pandemi yang berkelanjutan.
Padahal, pandemi yang tidak selesai akan mengganggu kehidupan masyarakat dan pemulihan ekonomi.
"Kita melihat bahwa pembukaan ekonomi masih sangat tergantung kepada bagaimana kita menangani pandemi, termasuk varian baru, dan bagaimana dunia tidak panik menghadapi varian baru tersebut," ujar Airlangga.
Melihat situasi ini, Pemerintah Indonesia pun mengajak negara-negara dunia bekerja sama menangani pandemi.
Airlangga mengatakan, selama ini negara-negara di dunia menangani pandemi secara individual.
Kini, dibutuhkan langkah bersama yang lebih konkret, salah satunya melalui pertemuan G20.
Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia? Ini Analisis Epidemiolog
Sebagai Presidensi G20, menurut Airlangga, Indonesia bertekad untuk memperkuat kerja sama antarnegara dalam mengatasi pandemi, termasuk mengurai persoalan ketimpangan vaksin di Afrika.
"Untuk pertama kalinya African Union terwakili dalam rapat G20 ini di mana ketuanya diwakili oleh Republik Demokratik Kongo dan ini mewakili suara dari 1,3 miliar masyarakat yang tinggal di Afrika," kata Airlangga.
"Dan tentu ini diharapkan suaranya bisa membuat G20 Presidensi Indonesia lebih inklusif," ucap dia.
Sebelumnya, persoalan ketimpangan vaksin juga sempat disinggung Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.
Jokowi mengatakan, Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara di dunia.
"Pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional. Namun, pada saat yang sama, Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa," kata Jokowi, saat berpidato dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Cegah Masuknya Varian Omicron, DPR Tunda Rencana Perjalanan Dinas ke Luar Negeri
Adapun varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana.
Pada 26 November 2021 Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meningkatkan status varian baru tersebut menjadi variant of concern.
Varian baru virus corona itu saat ini sudah menyebar di berbagai belahan dunia seperti Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, Hongkong, hingga Malaysia.
Namun demikian, Pemerintah Indonesia memastikan hingga saat ini varian tersebut belum ditemukan di Tanah Air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.