Berdasarkan sudut pandang itu saja, mestinya kita tak alergi dengan nuklir, karena uranium terbaik di dunia ada di sini. Lagipula, nuklir telah menjadi tolok ukur kekuatan militer sebuah negara yang kuat dan berdaya tawar di Dewan Keamanan PBB.
Indonesia malah lebih pantas masuk jajaran negara kaya karena memiliki cadangan emas 2.600 ton, yang merupakan terbesar keenam di dunia.
Berdasarkan data terkini dari Kementerian ESDM medio November 2021, cadangan emas yang dimiliki Indonesia malah lebih besar dibandingkan China. Bukankah emas dijadikan patokan nilai tukar mata uang sebuah negara? Lantas kenapa rupiah tak pernah boleh menyalip dollar, poundsterling, atau dinar?
Satu lagi, Indonesia tak boleh lagi mengekspor bahan baku dan jadi negara importir beras atau daging sapi. Itu sama saja mencoreng wajah leluhur negeri bahari yang agraris ini. Toh kekayaan hayati kita melimpah ruah.
Lagipula, untuk apa kita membeli dengan harga mahal daging sapi yang seperti sandal jepit itu. Kita bisa makan daging yang lebih baik dan lezat, yang telah Tuhan siapkan di negeri kita selama ini, dan bahkan bisa menjualnya ke bangsa lain, agar kita bisa menambah sumber pendapatan negara.
Akhir kalam, dengan segala kelebihan yang telah kita miliki selama ini sebagai sebuah negara-bangsa, Indonesia perlu mendeklarasikan diri menjadi negara adidaya yang juga ditopang dengan keluhuran kebudayaannya.
Ayo mengubah persepsi berpikir untuk menjadi subjek-objek sekaligus dalam pembangunan semesta. Jangan lagi mau menjadi bulan-bulanan dari sebuah permainan yang jelas sangat merugikan segenap anak bangsa, yang kelak menghela kegemilangan masa depan Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.