Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Jokowi Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Semeru dan Berikan Bantuan kepada Korban

Kompas.com - 06/12/2021, 20:45 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diagendakan meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021).

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan, Jokowi dan rombongan akan bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa pagi.

"Besok Bapak Presiden akan melakukan kunjungan kerja ke Lumajang untuk melihat langsung kondisi terkini akibat bencana erupsi semeru," kata Heru, melalui keterangan video, Senin (6/12/2021).

Baca juga: UPDATE: Korban Jiwa akibat Erupsi Semeru Kini 22 Orang, 27 Orang Hilang

Jokowi akan meninjau sejumlah titik seperti posko-posko yang didirikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gubernur, pangdam, bersama TNI-Polri, serta meninjau dapur umum yang telah disiapkan Kementerian Sosial.

Tak hanya itu, Presiden juga dijadwalkan mengunjungi rumah sakit tempat korban dirawat.

"Jaraknya tidak akan terlalu jauh dari posko-posko itu, ada RS di mana saat ini sedang ada 2 atau 3 korban terkena panas erupsi," ujar Heru.

Heru menambahkan, Presiden Jokowi juga akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana.

"Bapak Presiden akan juga memberikan bantuan dari beliau langsung untuk para korban erupsi Semeru," kata dia.

Baca juga: Panglima TNI Tambah Alat Berat untuk Bantu BNPB Tangani Dampak Erupsi Semeru

Adapun Gunung Semeru yang berada di dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB.

Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu.

Selain menimbulkan korban jiwa, erupsi mengakibatkan puluhan korban luka hingga sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru, pada Senin (6/12/2021) pukul 17.30 WIB menjadi 22 orang.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, dari total 22 korban jiwa, sebanyak 14 orang ditemukan di Kecamatan Pronojiwo dan 8 orang di Kecamatan Candipuro.

Baca juga: Polri Kerahkan 1.117 Personel Brimob ke Lumajang, Bantu Penanganan Dampak Erupsi Semeru

Selain itu, Abdul mengatakan, ada 27 korban yang masih dinyatakan hilang dan saat ini masih menjadi fokus pencarian oleh tim pencarian dan penyelamatan korban.

Kemudian, total masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru di dua kecamatan yang terkena awan panas guguran dan 8 kecamatan yang terdampak debu vulkanik mencapai 5.205 orang.

Sementara, saat ini total masyarakat yang mengungsi di 19 titik pengungsian sebanyak 2.004 jiwa. Rinciannya, 305 di 9 titik di Kecamatan Pronojiwo, 1.136 jiwa di 6 titik Kecamatan Candipuro dan 563 jiwa di 4 titik Kecamatan Pasirian.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com