Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jokowi Nilai Indonesia Berhasil Kendalikan Pandemi karena Tidak Lockdown

Kompas.com - 06/12/2021, 16:10 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menilai, Indonesia berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 karena tidak melakukan kebijakan lockdown seperti negara-negara lain di dunia.

“Disrupsi ini harus kita manfaatkan sebagai peluang, ini ada peluang. Tatkala dunia berhenti sejenak, kita harus tetap maju bergerak,” katanya.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian Pembukaan Kongres Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP PA GMNI) Tahun 2021 secara virtual, Senin (6/12/2021).

Menurut Jokowi, pengendalian pandemi Covid-19 dan ekonomi harus digerakkan secara hati-hati.

Dalam hal tersebut, Indonesia masuk dalam daftar lima negara di dunia yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 pada level 1.

Baca juga: Jokowi Akan Tinjau Dampak Bencana Erupsi Gunung Semeru Besok

Adapun selain Indonesia, empat negara lainnya adalah China, India, Jepang, dan Taiwan.

“Kita telah berhasil menjadi satu dari lima negara di dunia yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 pada level 1. Hal ini menunjukkan kemampuan bangsa kita dalam menghadapi tantangan, yaitu dengan gotong-royong dan memanfaatkan tantangan itu sebagai peluang,” papar Jokowi.

Sementara itu, Jokowi juga menyinggung peran Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi Group of Twenty (G20) pada 2022 mendatang.

Ia menilai, momentum Presidensi G20 harus dimaksimalkan untuk membuktikan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional.

Indonesia, kata Jokowi, perlu menegaskan kepemimpinannya dan memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang.

Baca juga: RI Presidensi G20, Jokowi Samakan dengan Perjuangan Bung Karno Dukung Negara Merdeka

“Perjuangan ini seperti perjuangan Bung Karno ketika mendukung perjuangan negara-negara jajahan untuk memperoleh kemerdekaan,” ujarnya.

Jokowi menyampaikan, saat ini Indonesia perlu memimpin negara-negara terkaya dunia untuk membangun dunia yang lebih baik dan berkeadilan, baik bagi masyarakat Indonesia maupun masa depan dunia.

Sebagai informasi, dalam 24 jam terakhir, terdapat penambahan sebanyak 196 kasus Covid-19 yang tersebar di 25 provinsi.

Sebelumnya, pemerintah melaporkan bahwa hingga Minggu (5/12/2021) total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.257.685 kasus.

Baca juga: UPDATE 6 Desember: Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Kini 15 Orang, 27 Orang Hilang

Lebih lanjut, kasus sembuh dari Covid-19 bertambah sebanyak 298 kasus sehingga total kasus sembuh mencapai 4.106.292 kasus,

Selanjutnya, terdapat penambahan kasus kematian akibat Covid-19, yaitu sebanyak empat kasus, sehingga total pasien Covid-19 di Tanah Air yang meninggal dunia adalah 143.867 jiwa.

Pemerintah terus mengimbau agar masyarakat selalu patuh pada protokol kesehatan (prokes) 6M sesuai Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021.

Prokes 6M yang dimaksud adalah selalu memakai masker, mencuci tangan atau membersihkan tangan dengan hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi dan mencegah kerumunan, serta menghindari makan bersama.

 

Tulisan ini telah tayang sebelumnya dengan judul "Jokowi: Kita Jadi Satu dari 5 Negara yang Berhasil Kendalikan Covid-19 di Level 1"
Penulis: Dian Erika Nugraheny | Editor: Icha Rastika

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com