Per Juli 2021, jumlah perjalanannya sekitar 350.000, sedangkan per November meningkat hingga sekitar 1,6 juta penerbangan.
Kelima, indikator kepatuhan protokol kesehatan (prokes) . Idealnya, peningkatan aktivitas masyarakat harus dibarengi peningkatan kepatuhan prokes.
Sayangnya, data pada minggu terakhir menunjukkan sebaliknya. Cakupan desa atau kelurahan yang patuh memakai masker dan menjaga jarak mengalami penurunan.
Rinciannya, cakupan desa atau kelurahan yang patuh memakai masker turun dari 76,42 persen menjadi 74,91 persen, sedangkan menjaga jarak turun dari 78,60 persen menjadi 77,69 persen.
Jumlah laporan desa dan kelurahan yang dipantau juga terus mengalami penurunan, dari sekitar 21.000 desa/kelurahan pada Juli 2021, menjadi hanya 9.000 per minggu pertama Desember.
Baca juga: Kemendikbud Ristek: 6 Poin Aturan Sekolah Selama Libur Nataru
"Ini menunjukkan bahwa pengawasan dan pelaporan pada protokol kesehatan sudah mulai longgar,” tegas Wiku.
Keenam, indikator cakupan dan laju vaksinasi . Data saat ini menunjukkan penurunan jumlah suntikan harian selama empat minggu terakhir.
Sebagai catatan, meskipun cakupan dosis 1 vaksin mencapai hampir 70 persen, namun cakupan dosis 2 baru mencapai 45 persen.
Melihat pembelajaran dari negara lain, peningkatan jumlah kasus tetap berpotensi terjadi, bahkan di negara-negara dengan cakupan dosis 2 yang tinggi.
"Karena itulah, meningkatkan cakupan vaksin dosis harus dilakukan segera. Agar dapat memproteksi masyarakat dengan maksimal," imbuh Wiku.
Untuk itu, lanjutnya, melihat perkembangan pada indikator-indikator tersebut justru berbanding terbalik antara kenaikan jumlah kasus dan upaya preventif di lapangan.
Baca juga: Kemenkes: Eropa Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus Covid-19 di Tingkat Global
“Capaian pada indikator tersebut harusnya menjadi refleksi untuk kembali waspada dari seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wiku mengimbau pemerintah daerah (pemda) harus memonitor penerapan prokes dan cakupan vaksinasi di daerahnya masing-masing dan daerah sekitarnya.
Kemudian, masyarakat juga diminta menerapkan prokes ketat. Sebab, penerapan prokes merupakan hal mudah dan sederhana di tengah meningkatnya mobilitas dan ancaman varian baru Omicron.
"Penerapan prokes adalah cara utama kita untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita," lanjutnya.