Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Gencarkan Whole Genome Sequencing untuk Melacak Keberadaan Omicron di Tanah Air

Kompas.com - 02/12/2021, 17:27 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta menggencarkan whole genome sequencing untuk melacak keberadaan varian baru virus Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron.

Epidemiolog asal Indonesia untum Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, varian virus tersebut bukan tidak mungkin sudah masuk ke Indonesia.

“Perbanyak surveilance whole genome sequencing sebab hanya dengan cara itu kita bisa mendeteksi dan memahami varian baru ini,” sebut Dicky pada Kompas.com, Kamis (2/12/2021).

Dicky menyarankan surveilance dilakukan pada penderita Covid-19 sejak awal November.

Baca juga: 25 Negara Telah Laporkan Varian Omicron, Mana Saja?

“Jadi kira-kira orang dari perjalanan sekitar Afrika atau kontak erat dengan orang dari Afrika bisa dicek, satu bulan terakhir bisa dicek. Begitu pun penderita Covid-19 sejak bulan November,” tutur dia.

Dicky juga berharap agar masyarakat tidak meremehkan keberadaan varian Omicron meski penelitian awal menyebutkan varian ini menyebabkan infeksi dengan gejala ringan.

“Tetap saja meski disebut gejala ringan, tapi Covid-19 berbeda dengan flu biasa. Dia tetap bisa menyebabkan kematian karena munculnya badai sitokin, atau membuat infeksi pada organ-organ vital seperti jantung, hati dan ginjal,” paparnya.

Selain itu, lanjut Dicky, Omicron juga disebut memiliki tingkat penularan lebih tinggi dari varian Delta.

Baca juga: Perbandingan Varian Omicron dengan Varian Delta, Ahli: Belum Tentu Lebih Berbahaya

Meski presentasi tingkat kematiannya tetap berada di angka 1 persen, namun kondisi itu bisa menyebabkan perburukan ketika pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 di sebuah negara itu tidak berjalan optimal.

“Angka kematian tetap bisa tinggi, karena 1 persen dari 1.000 kasus infeksi dengan 10.000 kasus infeksi berbeda,” kata dia.

Dalam pandangan Dicky kebijakan pemerintah yang hendak menerapkan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 saat perataan Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru) sudah cukup baik.

Hanya yang perlu menjadi catatan adalah konsistensi penerapan testing, tracing dan treatment (3T) dan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

“Karena kita itu sering enggak sabar. Selalu ingin agar PPKM segera berakhir, tapi jadi abai (protokol kesehatan) sikap ini yang membahayakan orang-orang sekitar,” pungkas dia.

Baca juga: Cegah Masuknya Omicron, Pemerintah Siapkan 3 Kebijakan Ini

Diketahui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengayakan sebanyak 23 negara telah mengkonfirmasi keberadaan varian Omicron.

Nadia mengungkapkan per 1 Desember, varian baru Covid-19 dari Afrika Selatan itu telah menjangkit Inggris, Austria, Italia, Jerman, dan Australia.

Ia juga menduga bahwa jumlah negara yang terjangkit varian baru tersebut masih akan terus bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com