JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau agar gereja yang menyelenggarakan ibadah Hari Raya Natal 2021 diselenggarakan secara hybrid atau secara daring dan luring.
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 pada Perayaan Natal Tahun 2021.
"Apabila dilaksanakan di gereja, diselenggarakan secara hybrid, yaitu secara berjamaah/kolektif di gereja dan secara daring dengan tata ibadah yang telah disiapkan oleh para pengurus dan pengelola gereja," demikian yang tertulis dalam SE yang dikutip pada Kamis (2/12/2021).
Baca juga: Kemenag Rilis Aturan Pencegahan Covid-19 Saat Perayaan Natal Tahun 2021, Ini Isi Lengkapnya
Selain itu, jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan ibadah dan perayaan Natal secara berjamaah atau kolektif diminta untuk tidak melebihi 50 persen dari kapasitas ruangan atau 50 orang.
Pihak penyelenggara acara juga diminta untuk melaksanakan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan di gereja atau tempat yang difungsikan sebagai tempat ibadah serta memberlakukan kebijakan sesuai dengan PPKM level tiga.
Gereja pun juga diminta untuk membentuk Satuan Tugas Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19 yang berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Daerah.
Begitu pula dengan umat Kristen juga diimbau untuk merayakan natal secara sederhana dan tidak berlebih-lebihan dan menekankan persekutuan di tengah-tengah keluarga.
Perayaan Natal juga diimbau agar dilaksanakan di ruang terbuka demi mencegah penyebaran Covid-19.
Baca juga: KPK Duga Kontrak Tender Pembangunan Gereja Kingmi Mile 32 Tak Sesuai
Berikut ketentuan lengkap SE tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 pada Perayaan Natal Tahun 2021:
1. Melaksanakan pengetatan dan pengawasan prokes di gereja/tempat yang difungsikan sebagai tempat ibadah dengan memberlakukan kebijakan sesuai dengan PPKM level tiga.
2. Gereja membentuk Satuan Tugas Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19 yang berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Daerah.
3. Pada pelaksanaan ibadah dan perayaan Natal:
a. hendaknya dilakukan secara sederhana dan tidak berlebih-lebihan, serta lebih menekankan persekutuan di tengah-tengah keluarga
b. dilaksanakan di ruang terbuka
c. apabila dilaksanakan di gereja, diselenggarakan secara hybrid, yaitu secara berjamaah/kolektif di gereja dan secara daring dengan tata ibadah yang telah disiapkan oleh para pengurus dan pengelola gereja dan
d. jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan lbadah dan Perayaan Natal secara berjamaah/kolektif tidak melebihi 50 persen dari kapasitas ruangan atau 50 orang.
Baca juga: Momen Natal dan Tahun Baru, Transportasi Umum Boleh Beroperasi 50 Persen
4. Pada penyelenggaraan ibadah dan perayaan Natal, pengurus dan pengelola gereja berkewajiban untuk:
a. menyediakan petugas untuk menginformasikan serta mengawasi pelaksanaan Protokol Kesehatan 5M
b. menyediakan alat pengecekan suhu di pintu masuk bagi seluruh pengguna gereja
c. melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap jemaah menggunakan alat pengukur suhu tubuh (thermogun)
d. menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir di pintu masuk dan pintu keluar gereja