Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hoaks, Ada Parasit Berbahaya dalam Vaksin Covid-19

Kompas.com - 02/12/2021, 14:40 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video viral mengklaim vaksin Covid-19 mengandung parasit yang dapat tumbuh di dalam tubuh orang yang divaksinasi ramai diperbincangkan di media sosial (medsos).

Video tersebut beredar dari sebuah situs berbagi video, bichute.com. Akun bernama Jim_Crenshaw membagikan video itu pada Senin (4/10/2021).

Dalam video, ditampilkan sebuah dialog dari telewicara “The Stew Peters Show”dengan narasumber yang diklaim sebagai pakar kesehatan bernama Dr Carie Madej.

Dr Madej mempresentasikan gambar yang diduga partikel dalam vaksin Covid-19. Partikel tersebut disebutkan memiliki parasit mikorskopis bernama hydra vulgaris.

Hydra vulgaris diklaim bisa memperbanyak diri dan membentuk jaringan saraf independen, sehingga bisa memengaruhi pikiran dan tindakan orang yang menerima vaksin Covid-19.

Baca juga: Luhut: Pemberian Booster Vaksin Covid-19 Mulai Januari 2022

Madej yang mendeskripsikan dirinya sebagai osteopath atau ahli tulang itu pun mengajak orang yang divaksinasi menggunakan obat anti parasit Ivermectin.

Ditulis Reuters, Rabu (27/1/2021), sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins Amesh Adalja mengatakan, sebuah vaksin tidak mungkin mengandung parasit hidup.

Hydra vulgaris adalah hewan air tawar yang berkerabat dengan ubur-ubur. Hewan ini bukan monster yang mengendalikan otak. Ini hanya omong kosong dan bahkan tidak layak untuk dipertimbangkan," katanya.

Amesh juga mengatakan, klaim tersebut sewenang-wenang dan mengabaikan langkah sterilitas yang ada.

Dengan demikian, klaim vaksin Covid-19 mengandung parasit adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

Baca juga: Muncul Varian Omicron, Apakah Vaksin Booster Urgen? Ini Kata Kemenkes

Dilansir AFP, Jumat (22/10/2021), Profesor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan, vaksin Covid-19 tidak mengandung parasit apa pun karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi.

Proses pembuatan vaksin Covid-19 dilakukan di lingkungan yang steril dan tidak mengandung parasit sebagai bahannya.

Hal senada diungkapkan Profesor Jung Jae-hun dari Fakultas Kedokteran dan Sains Universitas Gachon. Ia menjelaskan, semua vaksin diproduksi di lingkungan yang steril, tidak tercemar patogen atau virus lain, apalagi parasit.

Sebab, jika prosedur tersebut tidak dilakukan, maka vaksin tidak akan disetujui untuk digunakan.

Ia juga mengimbau agar tidak sembarangan menggunakan obat Ivermectin jika tidak ada parasit dalam tubuh dengan alasan risiko kesehatan. Alasannya, obat seperti Ivermectin bisa membuat tubuh menjadi tegang.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Sebabkan Lambat Berpikir, Sensitif, dan Agresif

Adapun, pemerintah tengah menggencarkan program vaksinasi sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara memperkuat kekebalan komunitas dan meminimalkan risiko bagi mereka yang terpapar.

Selain itu, pemerintah juga mengajak semua pihak tidak lengah dan tetap mewaspadai penyebaran virus corona dengan disiplin protokol kesehatan (prokes).

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahkan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 yang menyebutkan, setiap individu yang melaksanakan perjalanan wajib menerapkan dan mematuhi prokes 6M.

Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Baca juga: Percepat Target Vaksinasi, Pemerintah Jamin Ketersediaan Stok Vaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com