Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Percepatan Vaksinasi Dosis Lengkap Dibutuhkan untuk Antisipasi Omicron

Kompas.com - 02/12/2021, 14:00 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, percepatan vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua diperlukan untuk mengantisipasi munculnya varian baru Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron.

"Sebaliknya, untuk vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster saat ini belum dibutuhkan. Sebab, paling penting adalah seluruh sasaran vaksinasi itu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (2/12/2021).

Lebih lanjut Nadia mengatakan, Indonesia harus belajar dari banyak negara dengan cakupan vaksinasi tinggi.

Pasalnya, cakupan vaksinasi tinggi belum tentu bisa mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 apalagi mereka yang belum divaksinasi.

Baca juga: Nihil Kasus Positif Covid-19 dan Capaian Vaksinasi Tinggi, Ambon Kini Terapkan PPKM Level 1

Terlebih, kata Nadia, apabila Covid-19 menginfeksi lebih banyak orang, maka akan lebih mudah untuk bermutasi.

"Maka dari itu menjadi penting bahwa saat ini kami menyegerakan vaksinasi dosis satu dan dosis kedua untuk masyarakat di Indonesia. Tujuannya agar virus SARS-CoV-2 tidak memiliki celah untuk berkembang dan menyesuaikan diri," ujarnya dalam diskusi secara virtual, Rabu (1/12/2021).

Oleh karenanya, Nadia meminta masyarakat tidak lagi memilih-milih jenis vaksin tertentu. Sebab, semua vaksin yang digunakan akan menstimulus sistem kekebalan tubuh.

"Kami berharap bahwa kabupaten dan kota di Indonesia bisa melakukan percepatan dengan menggunakan vaksin apapun, termasuk vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan juga Moderna," ucap Nadia.

Baca juga: Luhut: Pemberian Booster Vaksin Covid-19 Mulai Januari 2022

Terkait Omicron, varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, Botswana, dan Hongkong pada Minggu (21/11/2021).

Pada Rabu (24/11/2021), World Health Organization (WHO) menetapkan Omicron sebagai varian under monitoring (VUM).

Dua hari hari setelah ditetapkan sebagai VUM, Omicron berubah menjadi varian of concern (VOC).

Sampai Rabu (1/12/2021), terdapat 13 negara yang sudah melaporkan adanya kasus konfirmasi dan probable varian Omicron di negara mereka, di antaranya di Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, hingga Hongkong.

Pemerintah sendiri telah memastikan hingga saat ini varian tersebut belum ditemukan di Indonesia.

Baca juga: Varian Omicron Disebut Tak Tingkatkan Keparahan, Kemenkes Tetap Percepat Vaksinasi

"Sampai sekarang Indonesia belum teramati adanya varian Omicron," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Minggu (28/11/2021).

Meski demikian, pemerintah mengimbau semua pihak agar tidak lengah dan tetap waspada. Kewaspadaan ini bisa digerakkan melalui penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Adapun prokes yang dimaksud yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama (6M).

 

Tulisan ini telah tayang sebelumnya dengan judul "Muncul Varian Omicron, Apakah Vaksin Booster Urgen? Ini Kata Kemenkes".

Penulis: Haryanti Puspa Sari | Editor: Krisiandi

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com