JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah China dikabarkan mengirimkan surat protes yang meminta Indonesia menghentikan kegiatan pengeboran sumber daya gas dan minyak di Kawasan Laut China Selatan dan latihan militer Garuda Shield.
Hal ini dimuat dalam pemberitaan Reuters pada Rabu (1/12/2021) dengan judul “Eksklusif China memprotes pengeboran dan latihan militer Indonesia”.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) Teuku Faizasyah mengaku, tidak bisa mengonfirmasi isi pemberitaan tersebut.
“Saya tidak bisa mengonfirmasi isi dari berita tersebut,” kata Faizasyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/12/2021) malam.
Faizasyah mengatakan, komunikasi diplomatik biasanya bersifat tertutup.
“Lebih dari itu, komunikasi diplomatik, termasuk melalui nota diplomatik, bersifat tertutup,” tambah dia.
Baca juga: Kemlu Ungkap Kendala Vaksinasi Covid-19 untuk Pengungsi Asing
Dilansir dari Reuters, anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan mengaku, mengetahui adanya surat dari diplomat China kepada Kemenlu yang meminta penghentian pengeboran gas dan minyak di kawasan Laut China Selatan, tepatnya di Laut Natuna Utara.
Farhan juga menyebut isi dari surat tersebut sedikit mengancam karena itu adalah upaya pertama diplomat China untuk mendorong agendanya terkait nine dash line.
"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan kepada Reuters.
Selanjutnya, tiga orang sumber dari Reuters lainnya juga membenarkan adanya surat tersebut. Dua dari orang tersebut mengatakan China sudah berulang kali meminta Indonesia menghentikan pengeboran.
Indonesia mengeklaim ujung selatan Laut Cina Selatan adalah zona ekonomi eksklusifnya berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan menamakan wilayah itu sebagai Laut Natuna Utara pada 2017.
Selain itu, masih dilansir dari Reuters, Farhan mengatakan, China melalui surat terpisah, juga memprotes latihan militer Garuda Shiled Indonesia yang berlangsung pada Agustus lalu.
Menurut Farhan ini adalah protes pertama China terhadap adanya latihan militer tersebut.
Adapun, TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Amerika Serikat atau US Army menggelar latihan gabungan "Garuda Shield" ke-15 2021. Latihan bersama ini berlangsung di tiga lokasi berbeda, yakni daerah latihan (rahlat) Baturaja, Makalisung, dan Amborawang.
"Dalam surat resmi mereka, pemerintah China mengungkapkan keprihatinan mereka tentang stabilitas keamanan di daerah itu," ucap Farhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.