Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Kompas.com - 01/12/2021, 17:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mirisnya, masyarakat abai prokes karena tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang melandai.

Penurunan kasus memunculkan rasa ‘kepercayaan diri’ masyarakat untuk tidak patuh mengenakan masker.

Selain itu, alasan pemenuhan kebutuhan ekonomi juga menjadi salah satu faktor masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.

Belum lagi dalam konteks Indonesia, kepercayaan normatif turut memengaruhi masyarakat untuk mengabaikan regulasi pemerintah.

Namun faktanya, menerapkan protokol kesehatan, budaya hidup sehat, dan melakukan vaksin Covid-19 adalah pekerjaan rumah yang tidak mudah, terutama bagi para petugas promosi kesehatan.

Para petugas perlu pengetahuan yang benar dan valid terkait Covid-19 untuk memengaruhi, bahkan mengubah sikap dan perilaku mereka supaya terus menerapkan protokol kesehatan hingga mau divaksinasi.

Terdapat empat poin utama yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengoptimalisasi penerapan protokol kesehatan melalui strategi perubahan perilaku, yakni melalui edukasi, program rekayasa, empowerment (pemberdayaan), dan law enforcement.

Di sisi edukasi, pesan yang disampaikan ke masyarakat harus bersifat positif, valid dan informatif terutama untuk melawan hoax di media sosial.

Selain itu, pemerintah juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang representatif melalui pemanfaatan budaya populer dan bergengsi untuk mengedukasi dan mempromosikan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Libatkan tokoh-tokoh penting, pakar kesehatan, dan tokoh-tokoh idola dalam setiap kegiatan.

Berikutnya, adalah melalui pendekatan budaya dengan melibatkan kader-kader kesehatan, tokoh adat atau masyarakat sebagai agensi dalam kegiatan promosi kesehatan dan upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Karakteristik masyarat Indonesia yang sebagian besar masih dipengaruhi oleh tokoh-tokoh budaya sangat bisa dimanfaatkan sebagai strategi untuk mempersuasi menerapkan protokol kesehatan dan mencegah penularan.

R. Endro Sulistyono et. al (2017) pernah melakukan penelitian terkait peningkatan dan kesadaran serta keperdulian masyarakat terhadap TB (tuberculosis) di Madura.

Hasilnya terdapat peningkatan efikasi diri yang signifikan terhadap kepedulian TB oleh masyarakat karena pengaruh dan intervensi dari kolaborasi tokoh-tokoh budaya seperti kiai, pakar, dan juga tokoh-tokoh adat.

Terakhir melalui strategi enforcement dengan memberlakukan sanksi kepada pegawai pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dan menghalangi program vaksinasi nasional.

Contohnya, pemberian sanksi ketika pegawai bepergian pada hari-hari besar yang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus Covid-19.

Kemudian sanksi menolak dan menghalangi vaksin yang tercantum dalam Perpres dan Perda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com