Mirisnya, masyarakat abai prokes karena tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang melandai.
Penurunan kasus memunculkan rasa ‘kepercayaan diri’ masyarakat untuk tidak patuh mengenakan masker.
Selain itu, alasan pemenuhan kebutuhan ekonomi juga menjadi salah satu faktor masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.
Belum lagi dalam konteks Indonesia, kepercayaan normatif turut memengaruhi masyarakat untuk mengabaikan regulasi pemerintah.
Namun faktanya, menerapkan protokol kesehatan, budaya hidup sehat, dan melakukan vaksin Covid-19 adalah pekerjaan rumah yang tidak mudah, terutama bagi para petugas promosi kesehatan.
Para petugas perlu pengetahuan yang benar dan valid terkait Covid-19 untuk memengaruhi, bahkan mengubah sikap dan perilaku mereka supaya terus menerapkan protokol kesehatan hingga mau divaksinasi.
Terdapat empat poin utama yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengoptimalisasi penerapan protokol kesehatan melalui strategi perubahan perilaku, yakni melalui edukasi, program rekayasa, empowerment (pemberdayaan), dan law enforcement.
Di sisi edukasi, pesan yang disampaikan ke masyarakat harus bersifat positif, valid dan informatif terutama untuk melawan hoax di media sosial.
Selain itu, pemerintah juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang representatif melalui pemanfaatan budaya populer dan bergengsi untuk mengedukasi dan mempromosikan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.
Libatkan tokoh-tokoh penting, pakar kesehatan, dan tokoh-tokoh idola dalam setiap kegiatan.
Berikutnya, adalah melalui pendekatan budaya dengan melibatkan kader-kader kesehatan, tokoh adat atau masyarakat sebagai agensi dalam kegiatan promosi kesehatan dan upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
Karakteristik masyarat Indonesia yang sebagian besar masih dipengaruhi oleh tokoh-tokoh budaya sangat bisa dimanfaatkan sebagai strategi untuk mempersuasi menerapkan protokol kesehatan dan mencegah penularan.
R. Endro Sulistyono et. al (2017) pernah melakukan penelitian terkait peningkatan dan kesadaran serta keperdulian masyarakat terhadap TB (tuberculosis) di Madura.
Hasilnya terdapat peningkatan efikasi diri yang signifikan terhadap kepedulian TB oleh masyarakat karena pengaruh dan intervensi dari kolaborasi tokoh-tokoh budaya seperti kiai, pakar, dan juga tokoh-tokoh adat.
Terakhir melalui strategi enforcement dengan memberlakukan sanksi kepada pegawai pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dan menghalangi program vaksinasi nasional.
Contohnya, pemberian sanksi ketika pegawai bepergian pada hari-hari besar yang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus Covid-19.
Kemudian sanksi menolak dan menghalangi vaksin yang tercantum dalam Perpres dan Perda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.