KOMPAS.com – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyarankan agar pemerintah segera mengambil empat langkah antisipasi. Hal ini guna mencegah masuknya varian baru Covid-19, yaitu B.1.1.529 atau akrab disebut Omicron di Indonesia.
Antisipasi tersebut, kata dia, perlu dilakukan, terlebih setelah mempelajari berbagai kebijakan negara-negara di dunia dalam menghadapi varian Omicron.
“Pertama, mengkaji ulang kebijakan pembatasan pada pintu masuk negara,” imbuh Wiku seperti dalam dimuat dalam laman covid19.go.id, Selasa (30/11/2021).
Kedua, lanjut dia, meningkatkan whole genom sequencing (WGS) atau untuk mendeteksi adanya varian Omicron di dalam negeri.
Baca juga: Varian Omicron Menyebar, Apakah Booster Vaksin Covid-19 Urgen?
Ketiga, sebut Wiku, memastikan mobilitas masyarakat dilakukan dengan aman. Terakhir, memasifkan testing dan tracing, terutama pada pelaku perjalanan luar negeri.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.
Selain keempat langkah tersebut, Wiku mengatakan, penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat juga harus terus dilakukan.
Adapun prokes yang dimaksud yaitu, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama (6M).
Baca juga: Pelaksanaan DBL Harus dengan Prokes Ketat
“Terlebih dalam waktu dekat, Indonesia akan memasuki periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Periode ini akan membuat aktivitas masyarakat semakin tinggi yang juga meningkatkan potensi penularan Covid-19,” ucap Wiku.
Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus mempersiapkan penanganan dengan baik.
Sebab, belajar dari pengalaman saat Idul Fitri 2021 telah terjadi lonjakan kasus yang cukup tinggi. Adanya varian Omicron dikhawatirkan akan kembali meningkatkan kasus Covid-19 di Indonesia.
Oleh karenanya, Wiku meminta agar penularan kasus saat ini harus terus ditekan dan tidak dibiarkan menyebar luas di masyarakat.
Baca juga: Ada Puluhan Kasus Covid-19 Pelajar SMA-SMK di Sleman, Ini Imbauan Bupati
"Kita harus meminimalisir mobilitas masyarakat dan disiplin menerapkan prokes. Dengan begitu, varian Omicron tidak dapat kembali meningkatkan kasus Covid-19," pungkas Wiku.
Untuk diketahui, varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, Botswana dan Hongkong pada Minggu (21/11/2021).
Bahkan, kini sudah ada tujuh negara melaporkan kasus Omicron, yaitu, Italia, Jerman, Belanda, Inggris, Australia, Kanada dan Israel. Enam di antaranya tengah mengalami kenaikan kasus, kecuali Israel.
Menyoroti lebih dalam terkait varian Omicron, Wiku mengimbau agar Indonesia melakukan pembelajaran dari tujuh negara yang telah melakukan langkah mitigasi.
Baca juga: Ini Kata WHO Soal Varian Baru Covid-19 Omicron
"Meskipun kasus positif di Indonesia masih terus menunjukkan penurunan, tetapi semua pihak tidak boleh lengah," tegas Wiku.
Belum lama ini, World Health Organization (WHO) menetapkan varian Omicron sebagai varian under monitoring (VUM), Rabu (24/11/2021).
Dua hari hari setelah ditetapkan sebagai VUM, Omicron berubah menjadi varian of concern (VOC).
Tak hanya itu, WHO juga menyatakan, efektivitas vaksin, testing dan obat-obatan yang ada saat ini terhadap varian Omicron masih dikaji.
Namun yang paling dikhawatirkan adalah apabila Omicron tidak seperti varian lainnya. Sebab, bukti awal pengkajian menunjukkan varian ini meningkatkan peluang risiko tertular kembali bagi penyintas Covid-19.
Baca juga: Antisipasi Varian Omicron, Wali Kota Tangsel Minta Puskesmas Waspada dan Bersiap Diri
"Meskipun demikian, informasi terkait hal ini masih sangat terbatas dan dalam proses penelitian. Untuk itu sebagian besar negara di dunia telah mengambil langkah antisipasi," imbuh Wiku.
Adapun langkah antisipasi dari tujuh negara tersebut tidak semuanya sama.
Contoh pertama di Italia. Wiku menjelaskan negara ini melakukan penelusuran kontak kasus positif pelaku perjalanan ke negara-negara di Afrika.
Kemudian, negara tersebut juga meningkatkan kapasitas penelusuran kontak secara umum, serta meningkatkan cakupan WGS sebagai langkah percepatan mendeteksi varian Omicron.
Baca juga: Varian Omicron Menyebar di Sejumlah Negara, PPKM Level 3 Tak Akan Dipercepat
Kedua, lanjut Wiku, di Jerman memberlakukan travel ban atau melarang adanya perjalanan dari negara di Afrika.
Larangan perjalanan dikecualikan untuk warga negaranya dan mewajibkan karantina 14 hari bagi yang kembali dari negara di Afrika.
“Selanjutnya di Belanda memberlakukan kebijakan testing bagi seluruh pelaku perjalanan dari Afrika Selatan. Serta melakukan WGS pada semua pelaku perjalanan dari wilayah Afrika yang sudah masuk ke negaranya,” ujar Wiku.
Keempat, sebut dia, di Inggris melakukan isolasi dan testing ulang untuk pelaku perjalanan yang positif Omicron. Negara ini juga menutup pintu kedatangan bagi pelaku perjalanan dari negara di Afrika.
Baca juga: Filipina Larang Kedatangan Turis Asing Bervaksin, Cegah Varian Omicron
Tak hanya itu, Inggris juga kembali mewajibkan masker dan testing bagi pelaku perjalanan internasional.
“Sementara itu, Australia akan mengkarantina 14 hari warga negaranya yang baru pulang dari sembilan negara di Afrika. Serta mengkaji kebijakan kedatangan pekerja imigran dan pelajar internasional,” jelas Wiku.
Untuk di Kanada, lanjut Wiku, negara ini menutup kedutaan bagi pelaku perjalanan dengan riwayat singgah di Afrika selama 14 hari terakhir. Utamanya, bagi warga negaranya yang baru pulang dari negara di Afrika wajib testing dan dikarantina.
Terakhir, Israel. Negara ini memberlakukan daftar merah pada 50 negara di Afrika. Bahkan melarang masuknya WNA dari semua negara.
Baca juga: Di Afrika Selatan, Asal Varian Omicron, Pasien Covid di RS Melonjak 330 Persen
Selain itu, Israel juga memberlakukan karantina untuk seluruh warganya, melakukan tracing pada 800 pelaku perjalanan yang baru pulang dari negara di Afrika dan melakukan pengawasan warga melalui aplikasi telepon genggam.
Selain negara-negara yang telah disebutkan, Wiku mengatakan, beberapa negara lain telah mengetatkan kedatangan pelaku perjalanan internasional. Hal ini dilakukan meski belum ditemukan kasus Omicron di Negara mereka.
“Contohnya Jepang, dengan tegas melarang kedatangan seluruh WNA. Lalu, Taiwan tidak berencana mengendurkan pembatasan border atau perbatasan yang sangat ketat,” ucap Wiku.
Baca juga: Jepang Larang Kedatangan Turis Asing untuk Cegah Varian Omicron
Adapun Singapura dan Malaysia yang mulai membuka kedatangan WNA dengan vaksin lengkap setelah hampir dua tahun penutupan, sedang mempertimbangkan kembali menutup negara mereka setelah varian Omicron ditetapkan sebagai VOC.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.