“Pertama adalah memberikan rekomendasi dan masukan terkait isu electronic health yang dibahas pada ‘Digital Economy Working Group G20’ Tahun 2022,” ujar Johnny
Hal kedua, sebut dia, pelaku industri dapat berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun prinsip-prinsip bersama skala global tentang praktek teknologi kesehatan.
Baca juga: Indonesia–Meksiko Jalin Kerja Sama Imbal Dagang Business-to-Business
Ketiga, mengeksplorasi secara aktif dalam menjalin kerja sama business to business antarnegara G20.
“Keempat, menyediakan kustomisasi layanan isu e-health pada masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta dari negara-negara G20 lainnya,” ucap Johnny.
Lebih lanju,t ia menegaskan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) senantiasa berupaya memfasilitasi seluruh pelaku industri digital dengan menyiapkan kebijakan bersama melalui Forum Ekonomi Digital.
“Untuk itu, kami memberikan masukan melalui forum ini. Kebetulan kami meminta masukan bersama lingkungan industri dan sama-sama tahu bahwa digital ekonomi di Indonesia bertumbuh pesat. Mari bersama-sama menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ungkapnya.
Johnny menyatakan, isu layanan kesehatan nasional dapat dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur digital. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang (UU) Kesehatan.
Adapun isu layanan kesehatan yang dimaksud seperti tindakan kuratif, preventif, promotif, rehabilitatif, dan pelayanan medis.
“Dari materi yang saya sampaikan bersama pak Wakil Menteri Kesehatan (Menkes) Dante Saksono mengenai layanan kesehatan akan dilakukan tindak lanjut dalam diskusi yang lebih detail,” ucap Johnny.
Menurutnya, salah satu aspek penting dalam e-health berkaitan dengan pemerataan jangkauan ke seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: BPS: Indeks Pembangunan TIK Indonesia 2020 Naik Jadi 5,59
Sejalan dengan semakin masifnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Johnny meyakini layanan e-health akan tumbuh pesat.
“Tumbuh pesat dalam melayani masyarakat. Ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). Di samping membangun infrastruktur yang luas, kami juga mengisi hilirisasi atau downstream untuk dimanfaatkan,” imbuhnya.
Terkait hilirisasi, Johnny mencontohkan pada akhir 2020, Indonesia masih memiliki sekitar 3.126 fasilitas layanan kesehatan yang belum memiliki akses internet.
Dalam waktu tiga bulan, sekitar Oktober, November, Desember, kata dia, pihaknya telah menyediakan layanan internet dengan memanfaatkan satelit.
Tak hanya itu, dalam mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah juga mengembangkan aplikasi PeduliLindungi sebagai aplikasi terintegrasi yang memudahkan arus informasi dan data kesehatan.
Baca juga: Menag Sebut Aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna Akan Terintegrasi dalam Waktu Dekat