Skenario kedua adalah ketika herd immunity belum terbentuk tetapi mobilitas masyarakat tinggi, dan kepatuhan protokol kesehatan yang rendah.
Dewi mengatakan, dari skenario tersebut, kasus diprediksi akan langsung naik hingga di angka 260.000 sekaligus menjadi puncak kasus aktif.
Selanjutnya, adalah situasi saat kondisi herd immunity yang belum terbentuk, mobilitas tinggi, kepatuhan rendah, dan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih menular.
"Dalam kondisi saat ini kasus aktif diprediksi bisa meningkat hingga 400.000 kasus," ujar Dewi.
Adapun, Dewi menurutkan skenario ini dibuat berdasarkan sejumlah faktor risiko sejak awal November hingga 19 Februari 2022, yakni faktor mobilitas masyarakat, kepatuhan protokol kesehatan, hingga skenario munculnya varian baru yang lebih menular.
Baca juga: Dokter Anak Tegaskan Pentingnya Melengkapi Imunisasi Dasar Sebelum Vaksin Covid-19
Berdasarkan variabel dari skenario-skenario tersebut, pemerintah mendorong adanya penyelesaian vaksinasi, menjaga dan mengendalikan mobilitas dengan memberlakukan PPKM, serta kepatuhan protokol kesehatan masyarakat yang harus dipantau dan disosialisasikan.
Selain itu, menurutnya, pencegahan varian baru Covid-19, yakni Omicron, yang muncul saat ini juga perlu dilakukan.
Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menutup pintu-pintu kedatangan, skrining berlapis bagi orang yang datang dari luar atau dari dalam ke luar serta domestik.
"Ini semua untuk menghindari varian-varian yang ada. Dari setiap variabel di sini harus diejawantahkan dalam bentuk strategi," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.