Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Gesekan antara TNI-Polri Tidak Perlu Terjadi jika...

Kompas.com - 01/12/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.
Kami Kesatria Indonesia, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia.
Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit.
Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa.
Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta Sumpah Prajurit.

PEDOMAN prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dikenal dengan nama “Sapta Marga” ini dimaklumatkan saat usia republik dan tentaranya masih berusia belia, 5 Oktober 1951.

Pedoman tersebut dirumuskan bersama oleh para pemikir TNI dan tokoh bangsa seperti Mohammad Yamin, Ki Hajar Dewantara, Supomo, dan Husen Djajadiningrat.

Sementara itu, Kepolisian Republik Indonesia juga memiliki pedoman hidup yang dikenal dengan nama Tribatra.

Konsep Tribatra disusun oleh Guru Besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Prof Djoko Soetono dan dikumandangkan kali pertama pada 8 Mei 1954.

Kami Polisi Indonesia:
Satu, berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Dua, menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Tiga, senantiasa melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.

Andai saja, semua personel TNI dan Polri di mana pun medan tugasnya, apa pun kepangkatan yang dipunyai, dan dari mana asal kesatuannya mau memahami dan memaknai Sapta Marga dan Tribatra dalam setiap langkah pengabdiannya, maka tidak akan terjadi gesekan di antara dua institusi itu.

Dalam satu bulan terakhir ini saja, terjadi tiga kejadian yang memalukan sekaligus membuat aib TNI dan Polri.

Bentrok TNI-Polri

 

Tiga kejadian yang mencoreng nama baik TNI dan Polri seperti menjadi “kado” bagi Panglima baru TNI  Jenderal TNI Andika Perkasa untuk membenahi institusinya agar tetap dipercaya rakyat dan kembali ke jati dirinya.

Andika Perkasa resmi memangku jabatan sebagai Penglima TNI yang membawahi matra angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara usai dilantik Presiden Joko Widodo pada 17 November 2021. 

Aksi baku pukul antara dua personel Polri dengan seorang anggota TNI di depan Pos Mutiara Mardika, Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku, terjadi pada 24 November 2021.

Pemicunya sepele. Ceritanya, ada seseorang pengendara motor yang ditilang polisi karena motor yang dikendarai tidak menggunakan plat nomor kendaraan dan tidak dilengkapi surat tanda nomor kendaraan serta surat izin mengemudi.

Tidak terima ditilang polisi, pengendara motor ini mengadu kepada kerabatnya yang adalah petugas Provost Kodam XVI Pattimura. Oknum TNI ini pun mendatangi pos polisi. Terjadilah cekcok yang berujung adu jotos. 

Baca juga: Adu Jotos Oknum TNI Vs Dua Polisi di Ambon, Kapolda Maluku: Ini Sangat Disesali, Kenapa Mesti Terjadi

Berselang tiga hari dari kejadian di Ambon, di Timika, Papua, prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam satuan tugas Nanggala terlibat bentrok dengan personel Brimob Polri yang tergabung dalam satuan tugas Amole.

Pemicunya pun remeh temeh. Seorang personel Brimob berjualan rokok. Salah seorang pembelinya adalah prajurit Kopassus. Menurut si pembeli harga rokok yang dijual kemahalan. Terjadilah cekcok dan keributan. 

Akibatnya suasana di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 di depan Mess Hall Timika mencekam. Warga ketakutan. Aksi tenteng-tenteng senjata dari para pelaku sempat divideokan warga dan lekas menjadi viral.  

Baca juga: Kronologi Bentrokan Kopassus dan Brimob akibat Perkara Rokok di Timika

Berjarak sehari dengan keributan Kopassus dengan Brimob di Timika, nun di Jembatan 1 Barelang, Batam, Kepulauan Riau juga pecah bentrok antara sejumlah prajurit dari kesatuan Yonif Raider khusus 136 Tuah Sakti Batam dengan Batalion Infanteri 10 Marinir Batam.

Kejadian yang sempat memacetkan jalan dan mengundang ketakutan warga sempat juga direkam warga.  Videonya viral .

Baca juga: Polisi Militer Selidiki Keributan antara Prajurit TNI di Batam

Hingga hari ini Pusat Polisi Militer masing-masing matra tengah melakukan pemeriksaan dan pendalaman terhadap oknum prajurit yang terlibat. Belum diketahu akar permasalahan antar- kesatuan sehingga menimbulkan keributan.

Ada apa dengan sistem pendidikan di TNI dan Polri?

Kejadian demi kejadian yang menimbulkan gesekan antar kesatuan di TNI sendiri maupun antara personel TNI dengan personil Polri seharusnya menjadi “entry point” bagi pembenahan sistem pendidikan di TNI dan Polri secara keseluruhan.

Pendidikan masing-masing matra di TNI di satu sisi begitu berhasil menanamkan semangat dan kebanggaan terhadap matranya masing-masing.

Tidak salah jika Napoleon Bonaparte mengenalkan esprit de coprs atau jiwa korsa sebagai keunggulan konsep militer.

Jiwa korsa atau daya juang adalah kesadaran seorang individu dalam suatu korps yang memiliki perasaan sebagai suatu kesatuan dan kecintaan terhadap terhadap korps.

Jiwa korsa dapat berupa banyak hal seperti rasa hormat kepada koprs, setia dengan sumpah prajurit, janji dan tradisi, kesadaran bersama antar kawan dalam satu koprs dan kebanggaan tiada tara berhasil diterima menjadi anggota korps.

Berkat jiwa korsa tersebut, Napoleon Bonaparte berhasil unggul dalam strategi perang di berbagai palagan perang karena tentara dalam satu unit harus saling setia, bahu membahu, dan melindungi untuk mengalahkan musuh.

Kurikulum pendidikan militer kudu mengakomodir penghormatan dan respek antar-kesatuan, antar-matra, dan dengan institusi lain seperti polisi dan sipil.

Pada setiap tahap pendidikan, lulusan TNI dan Polri memiliki mindset bahwa mereka adalah warganegara yang mendapat kesempatan untuk mengabdikan dirinya sebagai prajurit dan pengawal negara.

Demikian juga di kurikulum Polri, penghormatan dan respek terhadap institusi lain harus dijunjung tinggi dalam materi pendidikannya.

Kerap terjadi, kebanggaan yang terlalu “over” menjadi bumerang dan tidak layak mendapat tempat dalam relasi antar-personal dan lembaga.

Saya berasal dari keluarga besar militer. Saya terbiasa dengan pola pandang yang berbeda antar-korps. Ayah saya TNI AD. Adik-adik ayah ada yang masuk di TNI AL dan TNI AU.

Saban ketemu selalu saling melecehkan antar kesatuan walau dalam gaya guyon yang satir. Mereka semua pada akhirnya mem-bully polisi meski tidak ada anggota keluarga yang masuk polisi. Padahal, kedua kakek saya dari pihak ayah dan ibu adalah polisi.

Komunikasi organisasi di masing-masing matra dengan Polri harus disinergikan untuk kekompakkan bersama.

Ouput masing-masing matra dan Polri adalah sama yakni menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan aman, tertib, dan mencapai cita-cita para pejuang kemerdekaan.

Program pelibatan 

Dulu kita mengenal ABRI Masuk Desa (AMD). Sekarang dikenal dengan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

AMD yang dikenalkan rezim Soeharto di awal 1980 sepaket dengan kebijakan lain seperti Koran Masuk Desa dan Hakim Masuk Desa.

Dalam perkembangannya, program ini lebih berperan sebagai pengawas teritorial untuk mendukung stabilitas bangunan politik Orde Baru di desa-desa.

TMMD sebaiknya ditujukan ikut berkontribusi dalam hal pembinaan kesamaptaan dan pemantapan ideologi Pancasila untuk kaum muda desa. Melakukan gotong royong desa pasca-bencana ketimbang masuk dalam urusan teknis pertanian.

TMMD harus melibatkan juga personel polisi sehingga penamaanya menjadi TPMMD atau Tentara Polisi Manunggal Masuk Desa.

Kehadiran tentara dan polisi di desa-desa terpencil bisa menjadi motivasi anak-anak dan pemuda pemudi desa agar kelak bisa lolos seleksi penerimaan tamtama, bintara, atau diterima di Akademi Militer dan Polisi.

Seperti kuliah kerja nyata atau KKN di program perguruan tinggi, TPMMD bisa menjadi wadah perekat bagi mereka yang baru lulus pendidikan tamtama, bintara atau akademi.

Kehadiran taruni Akademi Militer dan Polisi, kehadiran Korps Wanita dari TNI serta Polwan bisa menjadi pemantik inspirasi dan motivasi perempuan muda di desa untuk bisa berbakti kelak di TNI dan Polri.

Keakraban TNI dan Polisi serta warga desa memproyeksikan kemanunggalan TNI dan Polri serta rakyat seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Membangun kesadaran secara kolektif harus ditumbuhkan sejak dini sebelum mereka bertugas di berbagai medan penugasan.

Di kegiatan masing-masing matra, misalnnya, pelayaran arung samudera dengan KRI Dewaruci juga perlu pelibatan matra-matra lain, termasuk polisi. Tujuannya agar matra lain  bisa memahami dari awal medan tugas TNI Angkatan Laut.

Demikian juga dengan kegiatan di TNI AU. Matra-matra lain termasuk polisi juga perlu dilibatkan. 

Pekerjaan rumah Jenderal Andika Perkasa

Visi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa bahwa “TNI adalah kita” mengandung makna yang cukup dalam yakni mengajak masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional untuk melihat TNI sebagai kita atau bagian dari mereka.

Andika sengaja tidak ingin menyampaikan ekspektasi yang terlalu tinggi mengingat segala keterbatasan dan kelebihan yang kita miliki. TNI adalah kita yang tidak terpisahkan.

Andika memastikan TNI akan terus berproses untuk bekerja secara profesional. Ia ingin masyarakat melihat TNI sebagai organisasi yang apa adanya. TNI harus menjalani dengan segala kekurangan dan terus melakukan langkah perbaikan.

Menyelesaikan segala persoalan gesekan di Ambon, Timika dan Batam melalui jalur hukum adalah langkah tepat untuk menentukan kadar kesalahan para prajurit yang terlibat dan mencegah peristiwa tersebut terus berulang kembali.

Tekad Jenderal Andika yang akan mengedepankan pendekatan tegas dan humanis dalam menyelesaikan berbagai potensi konflik yang terjadi di Papua sebaiknya dimulai terlebih dahulu dengan penerapan kedisplinan dan revitalisasi semangat Sapta Marga di jajaran personel TNI.

Harapannya tentu saja agar persoalan “rokok di Timika” atau senggolan penjagaan lahan, misalnya, tidak terulang lagi.

Pemerintah harus meningkatkan tunjangan kinerja prajurit TNI. Jika saat ini besarannya sebesar 60 persen dari gaji pokok, kenaikan menjadi 70 hingga 80 persen adalah hal yang wajar.

Jangan lupakan juga persoalan uang lauk pauk bagi prajurit TNI yang semula Rp 60 ribu per hari yang berlaku rata di berbagai daerah. Usulan menjadi Rp 100 ribu bagi yang bertugas di Pulau Jawa dan Rp 150 ribu bagi yang berdinas di luar Pulau Jawa perlu dipertimbangkan.

Dengan jiwa yang tegas,
Gagah perkasa dan lugas,
Tersembunyi di balik seragam dinas,
Yang gagah lagi berkelas.
Tanpa diiringi sifat angkuh,
Kau berangkat selepas subuh,
Berikan kenyamanan bagi negeri,
Yang tengah mengejar mimpi…
Hai Bapak Tentara yang Hebat,
Sungguh tugasmu begitu berat,
Namun kaulah pilihan yang tepat,
Untuk mengayomi masyarakat.
Meski sang surya panas menyengat,
Seragammu basah karena keringat,
Tak pernah kau berkata penat,
Karena kaulah pelayan terhebat.

(Puisi Tentara Pelindung Negeri – anomin)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com